Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Begini Bahaya Kandungan Gas Air mata

Polisi menembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan. Apa bahaya kandungan gas air mata bagi manusia?

6 Oktober 2022 | 11.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menembakkan gas air mata bertubi-tubi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober lalu. Akibatnya, korban tragedi Kanjuruhan ini terdata 131 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Lalu apa sebenarnya bahaya dari kandungan gas air mata tersebut? 

Bahaya Gas Air Mata

Gas air mata merupakan bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata. Mengutip dari Medical News Today, beberapa bahan kimia yang paling umum digunakan adalah chloroacetophenone (CN) yang merupakan polutan udara beracun, chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari www.lung.org, secara umum paparan gas air mata dapat menyebabkan sesak dada, batuk, rasa tercekik, mengi dan sesak napas. Selain rasa terbakar pada mata, mulut dan hidung, penglihatan pun juga akan kabur dan kesulitan menelan. Biasanya, efek gas air mata akan hilang dalam 15-20 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Healthline, selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera. Tabung tersebut bisa panas dan dapat menyebabkan luka bakar. Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala. Sebuah studi 2017 menyebutkan bahwa bahan kimia dan tabung yang digunakan untuk melepaskannya dapat menyebabkan cedera parah, cacat permanen, dan kematian.

Gas air mata juga dapat menyebabkan luka bakar kimia, reaksi alergi, dan gangguan pernapasan. Orang dengan riwayat pernapasan yang sudah ada sebelumnya, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), memiliki tingkat risiko lebih tinggi mengalami gejala penyakit parah yang dapat menyebabkan gagal napas.

Gas air mata juga memiliki efek kesehatan jangka panjang. Di mana mungkin terjadi jika terpapar dalam waktu lama atau dalam dosis tinggi saat berada di area tertutup. Dalam kasus ini, gas air mata dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian.

Menurut Physicians for Human Rights, paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Paparan gas air mata dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung atau tekanan darah. Pada orang dengan riwayat penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung bahkan kematian.

RINDI ARISKA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus