Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Fadli Zon Sebut Gas Air Mata Kunci Tragedi Kanjuruhan

Anggota DPR Fadli Zon berharap segera ada pihak yang bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan.

5 Oktober 2022 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Fadli Zon berharap segera ada pihak yang bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan. Sebanyak 125 nyawa melayang dan lebih dari 300 suporter Arema FC dirawat di rumah sakit imbas dari insiden tersebut.

Menurut Fadli, kunci dari peristiwa di Kanjuruhan adalah gas air mata. Ia mengatakan penggunaan gas air mata di lapangan dilarang oleh FIFA selaku badan pengatur sepak bola internasional. “Kalau muter-muter kemudian tidak jelas dan dicari kambing hitam atau salah menyalahkan. Kalau menurut saya, kuncinya di situ jelas gas air mata. Penerapan gas air mata di lapangan yang kabarnya itu tidak diperbolehkan oleh FIFA,” kata Fadli Zon di Gedung DPR, Rabu, 5 Oktober 2022.

Fadli mengatakan alih-alih menggunakan gas air mata, proses antisipasi dan pengamanan bisa dilakukan menggunaan water canon. Menurutnya, penggunan water canon tidak akan berujung memakan korban. Ia menilai perlu ada evaluasi terhadap prosedur pengamanan tersebut. Apalagi, kata dia, suporter yang datang untuk bersantai seakan-akan dianggap sebagai musuh.

“Rakyat itu bukan musuh. Apalagi ini suporter sepak bola. Mereka datang ke situ untuk santai. Ini seperti menganggap rakyat itu musuh. Ini gak boleh. Mentalitas seperti ini yang harus diubah dari aparat penegak hukum dan aparat keamanan,” kata dia.

Presiden Joko Widodo telah meminta agar tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.Presiden berharap pihak yang bersalah untuk dijatuhi sanksi, kendati itu berarti sanksi pidana. “Saya ingin diusut tuntas, gak ada yang ditutupi-tutupi. Yang salah juga diberi sanksi, kalau masuk ke pidana juga dipidanakan,” katanya usai mengunjungi korban terluka di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar Malang, Rabu, 5 Oktober 2022. 

Jokowi menyampaikan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Kanjuruhan bertugas secara independen meski Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Mahfud Md, memberi tenggat waktu bekerja selama sebulan. “Tapi saya minta secepat-cepatnya, karena semua sudah kelihatan,” katanya.

Presiden Jokowi menyatakan ingin tahu penyebab tragedi tersebut. Sehingga,  ke depannya bisa dicarikan solusi terbaik. Jokowi menjenguk korban, berdialog dengan 3-4 suporter yang menjalani perawatan. “Tadi saya berpesan pada pasien agar tetap semangat dan segera sembuh, sehingga bisa beraktivitas kembali,” ujarnya.

IMA DINI SHAFIRA | EKO WIDIANTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus