Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketosis adalah proses alami tubuh yang terjadi ketika sumber energi utama, yaitu karbohidrat, tersedia dalam jumlah terbatas. Dalam kondisi ini, tubuh mulai memanfaatkan lemak sebagai bahan bakar utama. Proses ini melibatkan pemecahan lemak di hati menjadi asam lemak dan senyawa yang disebut keton, yang kemudian digunakan sebagai energi oleh sel-sel tubuh dan otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Siloam Hospitals, ketosis umumnya terjadi saat seseorang mengurangi asupan karbohidrat secara signifikan, seperti saat menjalani diet rendah karbohidrat atau puasa dalam waktu lama. Ketika cadangan glukosa dalam tubuh habis, lemak dipecah menjadi keton, yang menggantikan glukosa sebagai sumber energi utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses ini merupakan bagian dari metabolisme normal tubuh. Namun, jika produksi keton terlalu tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Karena itu, menjaga keseimbangan nutrisi melalui pola makan sehat sangat penting untuk mengontrol kadar keton dalam tubuh.
Ketosis dan Diet Keto
DIkutip dari WebMD, diet keto adalah program populer untuk menurunkan berat badan yang mendorong tubuh memasuki kondisi ketosis. Selain membantu membakar lemak, ketosis juga dapat mengurangi rasa lapar dan mendukung pemeliharaan massa otot.
Pada orang sehat yang tidak hamil dan tidak memiliki diabetes, ketosis biasanya mulai terjadi setelah 3–4 hari mengonsumsi kurang dari 50 gram karbohidrat per hari. Jumlah tersebut setara dengan sekitar tiga potong roti, satu cangkir yogurt buah rendah lemak, atau dua pisang kecil. Selain itu, berpuasa juga dapat menjadi cara untuk memicu ketosis.
Diet ini dikenal sebagai diet ketogenik atau "keto", yang berfokus pada konsumsi tinggi lemak dan protein namun sangat rendah karbohidrat.
Ketika tubuh beradaptasi dengan pola makan rendah karbohidrat, kadar hormon insulin akan menurun, disertai dengan pelepasan asam lemak dalam jumlah besar. Asam lemak tersebut kemudian diproses di hati dan diubah menjadi senyawa keton, yang digunakan tubuh sebagai sumber energi pengganti glukosa.
Dilansir dari Cleveland Clinic, banyak makanan bernutrisi, seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran, mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi. Namun, pada diet keto, asupan karbohidrat dari semua sumber sangat dibatasi. Karena itu, Anda perlu menghindari roti, sereal, dan biji-bijian lainnya serta secara drastis mengurangi konsumsi buah dan sayuran.
Sebagai gantinya, sumber lemak yang menjadi fokus dalam diet keto meliputi:
- Daging dan ikan
- Telur
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
- Mentega dan krim
- Keju
- Minyak, seperti minyak zaitun dan minyak kanola.
Jika asupan karbohidrat Anda dibatasi hingga 20–50 gram per hari, biasanya dibutuhkan sekitar 2–4 hari untuk tubuh memasuki kondisi ketosis. Namun, waktu yang diperlukan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, sehingga bagi sebagian orang, proses ini mungkin memakan waktu hingga seminggu atau lebih.
Gejala Ketosis
Ketika tubuh mencapai kondisi ketosis, beberapa gejala yang mungkin dialami antara lain:
- Napas dengan aroma khas, yang disebabkan oleh pembentukan senyawa keton dan aseton selama metabolisme lemak.
- Tubuh mudah merasa lelah akibat kurangnya karbohidrat, yang merupakan sumber energi utama.
- Masalah pencernaan, seperti diare atau sembelit.
- Gangguan tidur, meskipun ini biasanya membaik setelah tubuh mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup.
- Penurunan nafsu makan, yang sering kali terkait dengan gangguan pada sistem pencernaan.
- Peningkatan risiko kram otot, akibat terganggunya keseimbangan elektrolit dan mineral dalam tubuh.
Pilihan Editor: 6 Alasan Sebaiknya Menghindari Diet Ket