Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berteman dengan mantan pacar boleh saja. Semua tergantung pada alasan kenapa kita masih ingin meneruskan hubungan meski hanya sebagai teman, begitu kata sebuah penelitian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut psikolog dari Universitas Kansas di Amerika Serikat, Rebecca Griffith, riset sebelumnya mendapati fakta bahwa 60 persen pasangan yang sudah putus tetap bersahabat. Pada penelitian kali ini, yang dipelajari adalah alasan pasangan tetap berteman meski kisah asmara mereka sudah tamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian dilakukan terhadap 170 perempuan dan 110 laki-laki yang harus menjawab serangkaian pertanyaan. Pada percobaan kedua dengan peserta 300 perempuan dan 250 laki-laki, para peneliti memastikan jawaban kuesioner sebelumnya cocok.
Para peneliti mendapatkan empat alasan utama pasangan tetap berteman meski sudah putus. Griffith dan timnya mempresentasikan hasil penemuan itu di pertemuan tahunan Asosiasi Psikolog Amerika pada 4 Agustus 2017.
Alasan pertama, seperti yang diutarakan Griffith kepada Live Science, adalah keamanan. Seseorang yang sudah putus tak ingin kehilangan dukungan emosional, saran, dan kepercayaan dari mantan.
Alasan kedua, berteman dengan mantan itu praktis, mungkin juga karena alasan finansial atau anak. Alasan ketiga adalah persaudaraan. Seseorang ingin bersikap sopan dan tidak melukai perasaan orang lain. Yang terakhir adalah karena masih ada rasa dengan mantan.
Para peneliti juga mendapati alasan seseorang tetap berkawan dengan mantan juga terkait pada berapa lama pertemanan akan berlangsung dan seberapa positif akan berjalan. Mereka yang tetap berteman dengan alasan persaudaraan dan praktis hasilnya lebih baik dan persahabatan berlangsung lama serta positif. Hubungan yang aman artinya seseorang merasa aman dan bahagia sedangkan yang negatif perasaan yang muncul adalah depresi, cemburu, atau patah hati.
Yang unik adalah alasan berteman karena masih ada rasa. Meski negatif, pertemanan seperti ini biasanya awet. Hasil penelitian Griffith dan kolega sebelumnya sudah dimuat di jurnal Personal Relationships.