Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional, M. Syarif Bando meyakini bahwa perpustakaan yang menyatu dengan masyarakat dapat mengubah kehidupan masyarakat jadi lebih baik. "Dari buku sederhana yang diakses masyarakat melalui perpustakaan, lahir pengusaha," kata dia. Syarif mencontohkan seorang eksportir jahe yang sukses menjalankan usahanya berkat membaca buku di perpustakaan.
Ada pula kisah seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia dari Nusa Tenggara Barat yang semula menjadi tukang pijat setelah memutuskan menetap di Indonesia. Setelah mengenal buku, dia beralih usaha membuat kue. "Dia rajin datang ke perpustakaan untuk membaca resep, membaca seluruh hal tentang bakery, dan dia sukses jadi pengusaha sekarang," kata Syarif. Baca: Palestina Ubah Istana Kepresidenan Menjadi Perpustakaan
Menurut Syarif, apa yang terjadi saat ini adalah kesenjangan akses terhadap fasilitas perpustakaan. Terutama di daerah terpencil. Karena itu, banyak masyarakat di daerah terpencil yang belum andal mengolah potensi karena kurangnya bahan bacaan yang menunjang.
Untuk meminimalkan kesenjangan ini, dia meluncurkan iPusnas, yang dapat diakses oleh siapa saja, tanpa kecuali, secara gratis. Hanya berbekal koneksi Internet yang stabil, masyarakat bisa mengakses bahan bacaan. "Banyak warga negara asing memanfaatkan sumber literasi yang kita miliki. Sekarang saatnya memaksimalkannya untuk bangsa sendiri," kata dia.
RIYAN NOFITRA | ANWAR SISWADI | DINI PRAMITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini