Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan masyarakat sempat unjuk rasa di Medan dengan tajuk 'Save Babi' pada Senin, 10 Februari 2020. Mereka menentang rencana pemerintah daerah memusnahkan binatang ternak itu karena kabar merebaknya virus flu Babi Afrika. Daging babi dianggap masyarakat setempat sebagai roda ekonomi masyarakat serta memiliki makna budaya khusus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daging babi terkenal karena rasanya yang gurih dan juicy. Diolah dengan kecap maupun dipanggang, daging ini selalu mampu memberikan kenikmatan tersendiri. Tak hanya itu, manfaat daging babi juga menguntungkan bagi kesehatan. Hal ini tak lepas dari kandungan protein di dalamnya yang melimpah, begitu juga dengan nutrisi lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap 85 gram daging babi has dalam (pork tenderloin) mengandung nutrisi 125 kalori, 3,4 gram lemak, 48 miligram sodium, 22 gram protein. Nutrisi tersebut dinilai tanpa tambahan garam dan gula. Selain tinggi protein, daging babi juga menyimpan berbagai vitamin dan mineral penting di dalamnya. Mulai dari tiamin, selenium, zinc, vitamin B12, hingga zat besi.
Babi has dalam juga merupakan potongan daging babi yang paling sehat karena rendah lemak. Dengan memilih bagian ini, manfaat daging babi yang bisa Anda dapatkan pun akan optimal.
Nutrisi yang beragam tersebut membuat daging babi berkhasiat untuk kesehatan dengan cara pengolahan yang benar. Apa sajakah manfaat daging babi tersebut?
1. Menjaga massa otot
Protein yang ada dalam daging babi berguna dalam menjaga massa otot Anda. Apa pentingnya massa otot bagi kesehatan? Massa otot akan berkurang seiring bertambahnya usia. Kondisi ini disebut dengan sarcopenia, yang dapat mulai terjadi sejak usia 30an. Saat massa otot menyusut, fungsi tubuh juga akan menurun sehingga gerakan maupun stamina menjadi lemah. Akibatnya, risiko terkena cedera pun akan meningkat.
Lebih lanjut, massa otot yang baik terkait dengan umur panjang. Sebuah studi menemukan bahwa kalangan lanjut usia (lansia) dengan massa otot yang lebih banyak cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang memiliki sedikit massa otot. Selain karena kurang gerak atau pola hidup sedenter, menyusutnya massa otot juga bisa disebabkan oleh pola makan rendah protein. Jadi mengonsumsi daging babi atau makanan kaya protein lainnya dapat memastikan kecukupan asupan senyawa ini dalam tubuh Anda serta membantu meminimalkan hilangnya massa otot.
2. Meningkatkan performa olahraga
Manfaat daging babi tak lepas dari nutrisi taurine, creatine, dan beta-alanine di dalamnya. Ketiga zat ini diyakini mampu mengurangi kelelahan serta meningkatkan performa olahraga. Sebagai contoh, beta-alanine merupakan asam amino yang digunakan tubuh untuk menghasilkan carnosine. Carnosine penting bagi fungsi dan perkembangan otot manusia.
Para ahli telah mengaitkan kadar carnosine yang tinggi dengan penurunan tingkat kelelahan dan peningkatan performa fisik. Sementara diet rendah beta-alanine, seperti pada kaum vegetarian, bisa mengurangi jumlah carnosine pada otot seiring waktu. Bagi Anda yang sering cepat lelah saat beraktivitas fisik atau berolahraga, Anda mungkin bisa mencoba menyertakan daging babi ke dalam asupan sehari-hari.
3. Baik untuk kesehatan jantung
Daging babi tanpa lemak bisa sama baiknya untuk kesehatan seperti daging sapi atau daging ayam tanpa lemak. Studi tertentu menunjukkan bahwa mengonsumsi daging babi tanpa lemak mampu mengurangi lemak tubuh serta memperbaiki kesehatan jantung.
Meski demikian, ada banyak studi yang memiliki hasil beragam mengenai hubungan antara daging merah dengan penyakit jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa daging merah olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sementara sederet studi lainnya tidak menemukan keterkaitkan sama sekali.
Banyak ahli kesehatan juga yang meyakini bahwa selama dikonsumsi secara moderat, daging babi tanpa lemak tidak akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Karena itu, ingatlah bahwa manfaat daging babi baru akan terasa jika Anda mengonsumsi potongan daging yang tanpa lemak dengan frekuensi yang tidak berlebih.