Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Virus Flu Babi Afrika Serang NTT, Peternak Rugi Puluhan Juta

Virus flu babi afrika telah menyebar pada enam kabupaten/kota di NTT.

5 Maret 2020 | 10.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Papan peringatan mengenai flu babi atau H1N1 terpampang di sejumlah titik di Jakarta, Selasa (28/7). Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah orang yang terserang H1N1 hingga Senin malam secara kumulatif mencapai 416 orang. Foto: TEMPO/Panca Syurkani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kupang - Virus African Swine Fever atau Flu Babi Afrika telah menyerang babi di enam kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibatnya,  peternak babi di enam daerah itu menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah.

"Akibat virus ini, babi saya di kandang habis, dan kerugian mencapai Rp 50 juta," kata peternak asal Kota Kupang, Melianus Tatuin kepada Tempo, Kamis, 5 Maret 2020.

Dia mengaku memiliki babi sebanyak 30 ekor, namun setelah terserang virus babi ini, seluruh babi yang ada di kandang mati. "Kandang sudah kosong, semua babi mati. Tidak ada satu pun yang terjual," kata Melianus.

Para peternak menyesalkan sikap pemerintah daerah setempat yang tidak tanggap terhadap penyebaran virus flu babi ini. Padahal pada September 2019 lalu, dia sudah mengeluhkan sejumlah babi miliknya mati mendadak.

Saat berita wabah yang menyerang babi itu viral, pemerintah langsung bereaksi. Bahkan, petugas dari Bali, turun ke Kupang dan mengambil sampel darah babi yang mati. "Sampel darah babi yang mereka bawa ke Bali belum diumumkan dan tidak diketahui sama sekali atau hilang kabar sampai hari ini," Melianus menambahkan.

Dia mengaku modal untuk memelihara ternak babi ini diambil dari dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) yang merupakan bantuan modal usaha dari Pemerintah Kota Kupang kepada masyarakat. "Imbasnya pada pengembalian dana PEM ini akan mandek," katanya.

Karena itu, dia meminta kepada pemerintah agar memperhatikan masalah ini, dan memberi bibit ternak babi yang baru. Mau beli anakan babi, uang dari mana lagi," ia mengeluh.

Berdasarkan data Dinas Peternakan NTT, jumlah babi mati akibat ASF mencapai 2.983 babi yang tersebar di lima kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) mati, akibat terserang virus African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika. Karena itu, Pemerintah NTT menetapkan status siaga satu virus demam babi Afrika.

"Sementara ini, kita masuk kategori siaga satu agar tidak menjangkit ke tempat lain," kata Kepala Dinas Peternakan NTT, Dani Suhadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yohanes Seo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus