Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Reumatik atau rematik adalah penyakit inflamasi sistemik ironik atau penyakit autoimun yang ditandai dengan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. Penyakit rematik atau yang juga dikenal dengan Rheumatoid Arthritis ini menyebabkan peradangan kronik pada sistem muskulosketal karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengertian
Melansir repository.poltekkes-denpasar.ac.id, rematik umumnya menyerang lebih dari satu persendian, seperti di tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Rematik membuat lapisan sendi yang meradang menyebabkan kerusakan pada jaringan sendri. Dalam beberapa kasus, rematik dapat melibatkan jaringan lain di seluruh tubuh sehingga menyebabkan masalah pada organ tubuh, seperti paru-paru, jantung, pembuluh darah, kulit dan mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala
Dilansir rsudmangusada.badungkab.go.id, gejala-gejala dari rematik di antaranya terjadi pembengkakan sendi, sendi menjadi kaku terutama pada pagi hari, ketika diraba sendi akan terasa hangat dan terasa nyeri ketika ditekan disertai warna kemerahan, demam, kelelahan, serta nafsu makan yang menurun. Pada awalnya, rematik akan terjadi di sendi-sendi yang kecil, seperti sendi yang menempel pada jari ke tangan dan jari kaki ke kaki.
Namun, seiring waktu, nyeri sendi ini dapat menyebar ke pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, dan bahu. Dalam banyak kasus, gejala terjadi pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh, baik kanan maapun kiri.
Penyebab
Dikutip cdc.gov, sejatinya penyebab spesifik penyakit ini belum diketahui. Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan tingkat keparahannya. Pertama, faktor usia. Rematik dapat dialami oleh seluruh kelompok usia berapapun. Tetapi, risiko peningkatan mengalami rematik akan terjadi seiring bertambahnya usia. Umumnya, rematik akan dialami ketika menginjak usia enam puluh-an.
Kedua, perempuan dua hingga tiga kali lebih tinggi berisiko mengalami rematik daripada laki-laki. Ketiga, faktor keturunan dengan orang yang memiliki genotipe kelas II HLA (human leukocyte antigen) dapat meningkatkan risiko mengalami peradangan sendi. Keempat, merokok meningkatkan risiko mengalami rematik, bahkan dapat memperburuknya. Kelima, obesitas meningkatkan risiko mengalami rematik.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Mitos dan Fakta tentang Rematik