Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional Sama Saja Bahayanya, Jadi Setop Merokok

Tak perlu mencoba berbagai jenis rokok. Pilih saja berhenti merokok mulai sekarang dan rasakan manfaatnya.

25 September 2021 | 12.00 WIB

TEMPO/Dwi Narwoko
Perbesar
TEMPO/Dwi Narwoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2012 Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia Tenggara. Data Global Youth Tobacco Survey pada 2014 menunjukkan perokok anak usia 13 sampai 15 tahun di Indonesia sebanyak 20 persen.

Dokter Spesialis Paru, Feni Fitriani Taufik mengatakan di dalam rokok terkandung 7.000 bahan berbahaya dengan 60 bahan penyebab kanker. "Nikotin, karbon monoksida yang nantinya dapat terikat pada hemoglobin dan membuat kadar oksigen dalam tubuh menurun, juga tar yang memicu kanker," kata Feni dalam webinar memperingati World Lungs Day pada Kamis, 23 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jika seseorang sudah merokok lebih dari sepuluh atau 20 tahun, maka ada sederet penyakit mengintai, termasuk gagal jantung hingga kanker. Apabila dikaitkan dengan Covid-19, menurut Feni, maka risiko infeksi lebih berat dan risiko kematian pada pasien perokok akan lebih tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengenai penggunaan rokok elektrik dan rokok konvensional, Feni menjelaskan dua jenis rokok itu sama buruknya. "Rokok elektronik sebenarnya hanya alat untuk membuat zat-zat kimia dalam rokok berubah menjadi uap dan mengalirkannya ke paru lewat listrik," kata dia.

World Health Organization (WHO) menyebutnya sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) atau sistem pengiriman nikotin secara elektronik. Dari berbagai jurnal kesehatan, menurut Feni, rokok elektronik mempengaruhi kesehatan paru, seperti meningkatkan peradangan, kerusakan epitel dan sel, serta menurunkan sistem imunitas lokal paru dan saluran napas.

Hasil penelitian menunjukkan kadar kotinin atau senyawa tembakau dalam urine perokok elektronik sebanyak 52 kali lebih banyak ketimbang orang yang tidak merokok. Dan 76,5 persen perokok elektronik memiliki ketergantungan pada nikotin.

Jadi, berhenti merokok mulai sekarang dan rasakan manfaatnya. Jika seorang perokok berhenti merokok, menurut Feni, maka dalam 20 menit pertama tekanan darahnya akan turun serta denyut jantung dan aliran darah tepi lebih stabil. Apabila seorang perokok berhenti merokok dalam 12 jam, maka kadar karbon monoksida di dalam darah akan berkurang.

Hingga perokok itu berhasil berhenti merokok selama 15 tahun, maka risiko serangan jantung dan stroke akan turun ke tingkat yang sama dengan yang bukan perokok. Tunggu apa lagi, setop merokok.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus