Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat terjadi banjir masyarakat sekitar rentan mengalami diare. Penyebab diare terkait utamanya terkait kebersihan individu, seperti dikutip dari situs web Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan. Sanitasi lingkungan sekitar juga mempengaruhi kesehatan masyarakat untuk mencegah diare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat banjir biasanya warga akan mengungsi, maka fasilitas untuk kebersihan harus tersedia, terutama air bersih. Kalau air kotor, apalagi untuk dikonsumsi, maka akan menjadi musabab diare. Defeat Diarrheal Disease Initiative (Defeat DD) melaporkan, banjir akan meningkatkan risiko penyakit diare juga penyakit lainnya yang ditularkan melalui air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Patogen diare seperti kolera, escherichia coli, shigella, rotavirus, norovirus, cryptosporidium dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air banjir atau tercemar. Genangan air yang tersisa dari banjir menjadi tempat berkembang biak patogen dan penyakit menular.
Sebuah laporan penelitan National Center for Biotechnology Information menjelaskan studi kasus diare di Fuyang dan Bozhou, Cina, pada 2007. Sebanyak 197 orang mengalami diare dilaporkan selama periode paparan dua wilayah itu. Efek paling kuat ditunjukkan dengan jeda dua hari di Fuyang dan lima hari di Bozhou. Analisis multivariabel menunjukkan, bahwa banjir secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko jumlah kasus diare menular.
Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention, air banjir mengandung kotoran, sehingga makan atau minum apa pun yang terkontaminasi air banjir dapat menyebabkan diare.
Beberapa kiat untuk mencegah paparan bakteri, antara lain mencuci tangan sebelum makan. Menjaga anak-anak agar tidak bermain di area banjir juga menyentuh mainan yang kena cemaran banjir. Penting pula memastikan air yang digunakan untuk mandi benar-benar bersih.
HENDRIK KHOIRUL MUHID