Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Sebab Menguap Lebih Mudah Menular pada Perempuan

Para peneliti menemukan fakta bahwa menguap lebih gampang menular pada perempuan. Ternyata ini sebabnya.

15 Agustus 2019 | 12.37 WIB

Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap.  shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita mengantuk atau menguap. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menguap memang sudah diketahui menular dan bisa mewabah di satu ruangan hanya dalam hitungan detik. Namun rupanya fenomena itu lebih jamak ditemukan pada perempuan. Demikian dilansir laman dailymail.co.uk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selama percobaan, para peneliti menemukan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki rata-rata spontanitas menguap yang setara. Namun, wanita cenderung menguap untuk "membalas" kuap orang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menguap karena merespon orang lain adalah pertanda adanya rasa empati, yang menunjukkan bahwa wanita lebih banyak memiliki empati dan lebih bisa akrab dengan orang lain dibanding pria. Riset tersebut dilakukan di Universitas Pisa di Italia.

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi kondisi emosi internal dari orang lain dan riset sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita lebih baik dalam hal ini ketimbang laki-laki. Contohnya, riset mengungkapkan perempuan lebih sering menirukan ekspresi muka orang lain, menunjukkan bahwa wanita memperhatikan kondisi pikiran orang lain.

Seorang anak peserta flashmob menguap. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Tim yang dipimpin oleh Elisabetta Palagi meneliti apakah perempuan cenderung secara tak sadar meniru kuap orang lain. Guna mengetes teori itu, para ahli secara diam-diam mengamati orang-orang di ratusan situasi sosial dan tempat kerja selama lima tahun.

Para peneliti secara khusus mencatat kalau subyek membalas kuap orang lain dalam waktu tiga menit. Di dunia binatang, betina memang cenderung menunjukkan perilaku prososial, kebalikan dari jantan yang antisosial.

Contohnya, dibanding dengan pejantan, tikus betina menunjukkan sensitivitas sangat besar terhadap rasa sakit orang lain (diukur melalui gerakan menggeliat yang meningkat) dan cenderung lebih mau melepas temannya yang terjebak jebakan tikus.

Simpanse betina yang ada di sekitar lebih cenderung mau menghibur individu yang sedih dan pada gorila, betina yang belum dewasa menawarkan lebih sering kontak penghiburan dibanding pejantan. Memahami sinyal seperti menguap membantu sebuah grup untuk mengkoordinasi aksi mereka seperti tidur pada waktu yang bersamaan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus