Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Serba-serbi Gula: Ketahui Perbedaan Glukosa, Fruktosa dan Laktosa

Orangtua harus lebih cermat dalam memilih gula yang akan dikonsumsi. Berikut ini ketahui gula seperti glukosa, fruktosa dan laktosa.

2 Agustus 2022 | 11.54 WIB

Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Apakah anak Anda suka mengonsumsi makanan atau minuman yang manis-manis, simak macam-macam gula yang biasa dikonsumsi, seperti glukosa, fruktosa dan laktosa.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemberian makanan atau minuman manis pada anak sebenarnya harus dibatasi dengan tepat. Sebab, jenis-jenis gula berasal dari sumber yang berbeda dan dapat memberikan efek samping terhadap tumbuh kembang si Kecil.

Anjuran Takaran Gula Pasir Anak-anak 

American Heart Association menganjurkan anak-anak yang berusia di atas 2 tahun sebaiknya mengonsumsi gula pasir dengan kadar kurang dari 25 gram atau setara 6 sendok teh setiap hari.

Sedangkan, anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula pasir (sukrosa). Asupan jenis gula ini dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan si kecil setiap harinya.  

Perbedaan Glukosa, Fruktosa dan Laktosa

Ada beberapa jenis gula yang biasa dikonsumsi hampir setiap hari, diantaranya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Glukosa

Glukosa merupakan gula sederhana atau monosakarida. Glukosa adalah sumber energi berbasis karbohidrat pilihan tubuh Anda. Glukosa sangat mudah dicerna karena molekulnya tidak perlu dipecah lagi dan langsung diserap ke dalam aliran darah. Glukosa dapat langsung diubah menjadi energi di dalam sel melalui bantuan hormon insulin. 

Mengutip dari Healthline, monosakarida terdiri dari satu unit gula dan karenanya tidak dapat dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Mereka adalah blok pembangun karbohidrat .

Dalam makanan, glukosa paling sering terikat dengan gula sederhana lain untuk membentuk pati polisakarida atau disakarida, seperti sukrosa dan laktosa.  

Ini sering ditambahkan ke makanan olahan dalam bentuk dekstrosa, yang diekstraksi dari tepung jagung. Glukosa kurang manis dibandingkan fruktosa dan sukrosa. 

2. Fruktosa

Fruktosa atau yang disebut dengan gula buah merupakan monosakarida seperti glukosa. Fruktosa secara alami ditemukan dalam buah, madu, dan sebagian besar sayuran akar. Selain itu, biasanya ditambahkan ke makanan olahan dalam bentuk sirup jagung fruktosa tinggi . 

Fruktosa bersumber dari tebu, bit gula dan jagung. Sirup jagung fruktosa tinggi terbuat dari tepung jagung dan mengandung lebih banyak fruktosa daripada glukosa, dibandingkan dengan sirup jagung biasa. 

Jika dibandingkan jenis gula lainnya, fruktosa memiliki...
 

Jika dibandingkan jenis gula lainnya, fruktosa memiliki rasa yang paling manis. Meskipun begitu, fruktosa tidak langsung menaikkan kadar gula darah. Proses untuk menjadikannya sumber energi juga relatif lebih rumit karena harus diubah menjadi glukosa terlebih dahulu di organ hati.  

3. Laktosa

Selain kedua jenis gula di atas, terdapat pula jenis gula laktosa yang merupakan gabungan dari glukosa dan galaktosa. Gula ini secara alami didapatkan pada ASI atau produk susu hewani, tetapi juga bisa ditemukan pada makanan atau minuman yang sudah diproses. 

Laktosa merupakan gula (karbohidrat) yang biasa ditemukan pada ASI (air susu ibu), susu sapi murni, atau produk susu formula. 

Dilansir dari US National Library Medicine National Institutes of Health, manfaat yang ditemukan oleh para ahli dengan mengonsumsi laktosa ialah pembentukan mikrobiota usus, tidak memberikan efek neurologis yang saat ditelan, mendukung fungsi kekebalan tubuh, hingga memfasilitasi penyerapan mineral. 

Selain itu, laktosa juga memiliki efek immunomodulator yang bermanfaat untuk bayi. Setelah melahirkan, bayi tidak memiliki sistem kekebalan adaptif yang berfungsi penuh dan bergantung pada sistem kekebalan bawaan dengan peptida antimikroba serta protein.  

Laktosa juga dikenal dapat meningkatkan penyerapan dan retensi kalsium, magnesium, dan mangan. Dibandingkan glukosa, laktosa bermanfaat untuk meningkatkan kelarutan kalsium yang terdapat pada susu sehingga penyerapan pasifnya meningkat. Kalsium yang terdapat pada susu formula pun bisa diserap oleh bayi dengan maksimal. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus