Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Serupa Tapi Tak Sama dan Laris Saat Kemarau, Perbandingan Nutrisi Antara Es Cincau dan Dawet

Dua diantaranya yang disuka dan laris adalah es cincau dan dawet yang memiliki sejumlah nutrisi untuk kesehatan.

9 Juni 2024 | 12.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat memasuki musim kemarau, masyarakat di Indonesia biasanya langsung mencari berbagai makanan dan minuman yang menyegarkan terutama saat suhu meningkat di siang hari. Adapun minuman yang sangat populer di berbagai wilayah Indonesia dan sering dicari untuk melepas dahaga ialah es Cincau dan Dawet. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika dilihat sekilas kedua olahan minuman ini memang terlihat cukup mirip karena sering dicampur menjadi minuman es cincau atau pun es dawet yang dingin dan segar. Selain itu, harganya yang murah juga membuat dua minuman ini menjadi primadona bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Es Cincau merupakan minuman segar yang menggunakan bahan utama cincau. Cincau adalah penganan semacam agar-agar yang dibuat dari daun beberapa jenis tumbuhan. Adapun jenis cincau hijau dan cincau hitam menjadi yang paling umum ditemukan di sejumlah daerah Indonesia. 

Dilansir dari laman p2k.stekom.id, proses pengolahan daun cincau diawali dengan perendaman, yang biasanya dilakukan setelah daun diremas-remas atau dihancurkan. Ada juga yang menyertakan perebusan terlebih dahulu. Selain itu, bisa ditambahkan dengan soda kue sebagai bahan pengawet. Setelah jadi, warna cincau bisa hijau maupun hitam yang disertai dengan kesan tembus pandang (transparan) tergantung dari jenis tumbuhan yang digunakan. 

Cincau hijau biasanya disajikan dengan sirup gula atau atau santan ditambah dengan es, sedangkan cincau hitam biasanya dipotong-potong kotak kecil terlebih dahulu baru kemudian dicampurkan dalam sirup encer dingin. Tak jarang cincau juga disajikan dalam es campur bersama mutiara, agar-agar, buah-buahan dan bahan lainnya.

Dilansir dari website BNP Provinsi Jambi, Cincau  hijau memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di dalamnya. Berikut adalah rincian kandungan nutrisi dalam 100 gram cincau hijau: kalori sebesar 122 kkal, protein 6 gram, lemak 1 gram, hidrat arang 26 gram, kalsium 100 miligram, fosfat 100 miligram, vitamin A 107,5 SI, vitamin B1 80 miligram dan vitamin C 17 gram. 

Tidak hanya itu, es cincau hijau juga mengandung senyawa-senyawa bernama Tannin, Saponin, Fenol, Flavonoid, Klorofil, Karotenoid, Glikosida, Siklein, Kardioplegikum, dan masih banyak lagi. Sejumlah senyawa tersebut membuat cincau bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit seperti kanker, malaria, dan osteoporosis, juga dapat melancarkan buang air besar serta meningkatkan daya tahan tubuh. 

Sementara itu, dawet yang terbuat dari bahan dasar tepung beras dan sagu aren biasanya disajikan dengan tambahan es parut, santan, dan gula jawa. Dawet juga populer disajikan dengan bahan serupa lainnya yaitu cendol. Selain untuk melepas dahaga, dawet juga memiliki sejumlah kandungan yang baik bagi kesehatan. 

Dilansir dari website FTP Universitas Katolik Widya Mandala, minuman dawet yang dicampur dengan cendol memiliki kandungan kalori sebesar 161 kkal, karbohidrat 36 gram, serat 0,5 gram, lemak 1,5 gram, protein 1,5 gram, dan natrium 8,6 miligram. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus