Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - National Institute of Neourological Disorders and Stroke menjelaskan Tourette Syndrome (TS) atau sindrom tourette merupakan kelainan neurologis pada manusia yang ditandai dengan gerakan atau suara vokal yang dilakukan tiba-tiba, berulang, cepat dan tidak diinginkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gerakan dan suara vokal yang dilakukan secara refleks ini disebut dengan tics. Tourette Association of America menyatakan penyebab TS dan tics dapat terjadi akibat adanya faktor keturunan (genetik), lingkungan dan perkembangan, tetapi sampai saat ini tidak ada agen atau peristiwa khusus yang diidentifikasi sebagai pemicu TS dan tics.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gejala penderita TS biasanya muncul antara usia 5 dan 10 tahun, umumnya terjadi gerakan refleks di daerah kepala dan leher, serta dapat berkembang hingga mencakup otot-otot tubuh dan lengan tungkai.
Kebanyakan penderita TS akan mengalami gejala tics terparah ketika remaja, namun di akhir masa remaja atau di awal umur 20 an orang dengan TS dapat kehilangan atau mengendalikan ticsnya. Tapi di beberapa kasus kronis, tics tidak hilang-hilang bahkan sampai si penderitanya dewasa.
Baca: Tora Sudiro Mengalami Sindrom Tourette, Apa Itu?
Centers for Disease Control and Prevention mengklasifikasikan dua jenis tics yang dapat dialami penderita TS, yakni:
- Tics Motorik
Tics motorik merupakan gerakan spontan tubuh yang meliputi kedipan, mengangkat bahu, atau menyentakkan kaki, dll.
- Tics Vokal
Sedang tics vokal adalah ketika seorang penderita TS tak sadar mengeluarkan suara yang dibuat dengan pita suaranya. Contohnya bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa, dan lainnya.
Tourette Association of America menyatakan orang dengan sindrom tourette sering kali memiliki kondisi mental, perilaku atau perkembangan lain yang mungkin ada sebelum timbulnya tics. Seperti masalah dengan konsentrasi, hiperaktif, dan kontrol impuls atau disebut juga ADHD, gangguan atau perilaku obsesif kompulsif (OCD/OCB), masalah perilaku, ganggaun kecemasan, ketidakmampuan belajar, gangguan tidur, sulit bersosialisasi dan masalah pemrosesan sensorik.
DELFI ANA HARAHAP