Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Skoliosis idiopatik remaja merupakan kelainan tiga dimensi pada tulang belakang yang ditandai adanya kelengkungan tulang belakang ke samping, ke belakang, dan memutar. Kondisi ini, terutama terjadi pada remaja putri usia 10-18 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsultan tulang belakang di Eka Hospital BSD Tangerang, dr. Phedy, mengatakan skoliosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang yang berbentuk huruf C atau S dan paling sering ditemukan pada usia remaja. Kondisi semakin buruk pada anak dalam masa pertumbuhan jika tak ditangani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Skoliosis bisa dialami oleh siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki. Penyebab skoliosis sebenarnya sangat beragam dan bisa muncul tanpa disadari," kata Phedy di Tangerang, Minggu, 19 Mei 2024.
Pada kasus yang ringan, skoliosis idiopatik remaja dapat menyebabkan gangguan kosmesis atau estetika pada remaja. Sedangkan pada kasus yang berat akan menyebabkan gangguan fungsi organ, terutama paru-paru.
Hingga saat ini, skoliosis idiopatik merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Penyebab pasti gangguan hingga kini belum diketahui. Jenis skoliosis idiopatik juga paling sering ditemukan pada usia remaja.
"Penanganan terkini skoliosis pada remaja mengalami banyak kemajuan dengan teknologi dan metode terbaru yang lebih efektif dan minim invasif," ujarnya.
Penyebab belum diketahui
Ia menambahkan skoliosis yang parah dapat membuat penderita mengalami rasa nyeri, kelumpuhan, dan juga mengurangi jumlah ruang di dalam dada sehingga sesak napas karena paru-paru tidak bisa berfungsi dengan baik.
"Sayangnya, penyebab skoliosis pada umumnya tidak diketahui. Bisa saja berkaitan dengan postur tubuh yang buruk, olahraga, diet tertentu, bahkan faktor keturunan," paparnya.
Ada tiga tujuan tindakan operasi skoliosis, yakni menghentikan perkembangan kurva semakin memburuk serta mengurangi deformitas atau perubahan struktur dan bentuk tulang belakang. Ada perbedaan tindakan bedah untuk skoliosis pada anak/remaja dan orang dewasa.
Untuk anak/remaja pembedahan dilakukan di punggung. Dokter kemungkinan juga akan membuat sayatan di tubuh bagian depan pada kondisi tertentu seperti toraks atau lengkungan di punggung bawah. Dokter akan menanamkan implan di tulang belakang dan menyambungkannya pada 1-2 ruas tulang belakang dengan tujuan memperbaiki posisi tulang belakang.
"Sementara itu, operasi skoliosis pada orang dewasa dilihat dari luasnya area pembedahan, bahkan bisa dilakukan dua tahap," ujarnya.
Di Eka Hospital, tindakan operasi skoliosis menggunakan teknologi dengan robot navigasi karena memiliki keunggulan, seperti akurasi penempatan sekrup atau implan untuk mengoreksi bagian tulang belakang yang bengkok bisa mencapai 99,9 persen, bahkan pada area yang memiliki kesulitan tinggi.
"Operasi juga minim sayatan, minim cedera jaringan, waktu operasi lebih singkat, risiko pendarahan lebih sedikit, minim radiasi, dan penyembuhan lebih cepat," ujarnya.
Pilihan Editor: Ragam Terapi untuk Skoliosis, Kelainan pada Tulang Belakang