Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Sumpah Para Pemuda: Melindungi Lingkungan dengan Menanam Mangrove

Sekelompok anak muda memperingati Sumpah Pemuda dengan menanam mangrove di Tangerang. Perayaan juga berlangsung di 1.285 lokasi lain.

28 Oktober 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sebanyak 85 komunitas dan organisasi menggelar Aksi Muda Jaga Iklim dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang berlangsung secara serentak di 1.285 lokasi se-Indonesia.

  • Di Jakarta dan sekitarnya, kegiatan ini berlangsung di Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan menanam mangrove dan membersihkan pantai.

  • UNICEF menyebutkan anak-anak Indonesia paling rentan akan dampak krisis iklim.

BAGI anak-anak muda ini, Sumpah Pemuda merupakan janji untuk menjaga lingkungan dari kerusakan. Pada Sabtu pagi, 26 Oktober 2024, dari kantor Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa) di Menteng, Jakarta Pusat, mereka bergerak menuju Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten. Berangkat pada pukul 6 pagi, perjalanan memakan waktu satu jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Tangerang Mangrove Center, anak-anak muda yang tergabung dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024 itu menghelat puncak aksi melawan krisis iklim sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96. Tanjung Pasir, yang terletak di ujung utara Kabupaten Tangerang, menjadi satu dari 1.285 lokasi perayaan di seluruh Indonesia. Selain oleh Yayasan EcoNusa, AMJI digerakkan Penjaga Laut dan EcoDefender. Sejumlah organisasi mitra turut mendukung acara itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koordinator Nasional Penjaga Laut sekaligus Ketua Penyelenggara AMJI, Erwin Falufi Irianti, mengatakan mereka menggelar aksi ini untuk meningkatkan kesadaran generasi muda soal dampak perubahan iklim. "Kami merayakan Sumpah Pemuda lewat AMJI," katanya.

Peserta Aksi Muda Jaga Iklim menanam mangrove di Tangerang Mangrove Center, Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, 26 Oktober 2024. Dok. Yayasan EcoNusa

Pepohonan dan semak-semak tumbuh berjejer di pesisir Tanjung Pasir. Di sana, hutan bakau menopang pinggir daratan sekaligus menahan gelombang pasang air laut. Ekosistem mangrove di sana menjadi habitat berbagai spesies tumbuhan yang berperan menyuplai oksigen sekaligus mencegah abrasi di bibir pantai. Bakau kurap (Rhizophora mucronata) menjadi pohon yang paling mudah ditemui di sana. Selain itu, ada bakau minyak (Rhizophora apiculata), bakau kecil (Rhizophora stylosa), api-api boak (Avicennia alba), dan api-api daun lebar (Avicennia officinalis).

Erwin menyatakan kepedulian terhadap perubahan iklim dapat dimulai dari ekosistem terdekat, termasuk hutan mangrove. AMJI, dia melanjutkan, telah menanam sekitar 15 ribu tanaman mangrove sepanjang 2024. "Terus bertambah dan selalu di-update di website Penjaga Laut," ujarnya.

Kegiatan AMJI di Tangerang Mangrove Center ini diikuti 200 peserta. Agenda mereka terdiri atas penanaman 5.000 bibit tanaman mangrove, penyemaian 3.100 batang tanaman mangrove, dan kerja sosial membersihkan pantai Teluk Naga yang jauh dari permukiman itu.

Aktivitas tersebut dimulai pukul 09.30 dan berlangsung selama dua jam. Para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok utama dan dipandu sejumlah panitia. Mereka mengenakan kaus beraneka warna bertulisan #AksiMudaJagaIklim dan topi untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari.

Di titik penanaman, para peserta belajar menyiapkan bibit mangrove sebelum ditanam. Bibit ditanam dengan jarak 50-100 sentimeter dan diberi tongkat penyangga.

Debora Tesalonika, 22 tahun, antusias menjadi peserta AMJI. Perempuan yang tinggal di Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu menilai kepedulian terhadap ekosistem mangrove merupakan salah satu bukti kesadaran akan lingkungan hidup. Dia juga mengungkapkan ingin menjadi bagian dari generasi yang mengamalkan Sumpah Pemuda. "Kegiatan ini sangat penting untuk membangkitkan semangat dan awareness pemuda terhadap alam," ucapnya.

Falih Friyan Aqil, peserta lain, bergabung dengan semangat melawan krisis iklim. "Menurut saya, memikirkan lingkungan termasuk nilai-nilai Sumpah Pemuda yang berharga di zaman sekarang," kata pria 25 tahun asal Cibubur, Jakarta Timur, itu.

Bergeser dari hutan mangrove, para peserta membersihkan pantai. Mereka memunguti sampah dan mengumpulkannya dalam karung. Putri Budaya Indonesia Intelegensia 2024, Nikita Julia Natasa Purba, termasuk di antaranya. Dengan mengenakan selempang keputriannya, perempuan 20 tahun itu ikut mengais sampah yang terkubur di dalam pasir pantai.

Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta Barat, itu menyebut aksi ini sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai Sumpah Pemuda. "Saya berharap pemuda-pemudi di Indonesia makin peduli dan cinta kepada negara kita," ujar perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat, itu.

Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan Serang Perum Perhutani Ronald Makabory mengatakan kegiatan seperti ini berdampak luas bagi masyarakat untuk ikut menjaga ekosistem mangrove. Hutan bakau merupakan habitat bagi ikan dan udang. Mangrove yang terawat, dia melanjutkan, akan berpengaruh positif pada tambak masyarakat lokal. "Kalau kita menjaga lingkungan, pasti lingkungan akan menjaga kita," ucapnya. 

Anak muda menjadi kelompok yang paling merasakan dampak perubahan iklim. Berdasarkan laporan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada 2021 berjudul "The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index", anak-anak Indonesia termasuk kelompok yang paling rentan akan dampak perubahan iklim.

CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar mengatakan kerawanan tersebut tak terlepas dari posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan di khatulistiwa. "Upaya menghentikan laju perubahan iklim harus dilakukan bersama-sama, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk anak muda," katanya dalam keterangan tertulis.

Erwin Falufi berharap pemerintahan Prabowo Subianto menjadikan isu lingkungan hidup dan krisis iklim sebagai perhatian utama. "Bukan menjadi isu kedua untuk diperbincangkan," ujarnya.

AMJI bekerja sama dengan beragam organisasi dan komunitas di seluruh Indonesia untuk bergerak melawan krisis iklim. Pada tahun ini, sebanyak 85 komunitas dan organisasi bergabung menjadi kolaborator dengan puluhan ribu relawan berpartisipasi di semua titik aksi yang digelar AMJI. Organisasi dan komunitas itu terdiri atas pemerintah, kelompok pemuda, komunitas, dan sektor swasta.

Parade monster plastik oleh Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day, di Jakarta, 27 Oktober 2024. TEMPO/Ilham Balindra

Kegiatan yang dilakukan AMJI juga beragam. Dari penanaman 18.400 mangrove dan 24.245 pohon, pembagian 21.680 bibit tanaman, penyemaian 450 bibit, aksi bersih-bersih, transplantasi 60 anakan terumbu karang, pelepasan 115 tukik, pembuatan ecobrick, serta diskusi tentang efek pemanasan global.

Kegiatan AMJI masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2024, di antaranya Parade Monster Plastik di Jakarta, Pontianak, Makassar, Ambon, dan Sorong. Melalui arak-arakan itu, AMJI ingin menjadikan monster plastik sebagai simbol ancaman sampah plastik sekali pakai.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus