Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga baru-baru ini mendapat pemeriksaan dari ahli kesehatan karena mengalami papiledema. Itu kondisi medis akibat pembengkakan saraf optik mata yang mempengaruhi penglihatan.
Apa itu papiledema?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Cleveland Clinic, papiledema biasanya terjadi di kedua mata dan tergolong kondisi darurat medis, karena rentan berdampak serius. Biasanya kondisi itu menyerang orang dengan usia 20 tahun hingga 44 tahun dengan riwayat medis tertentu.
Mengutip dari situs web American Academy of Ophthalmology, papiledema karena aliran saraf yang terhambat di bagian belakang mata. Kondisi itu tersebab peningkatan tekanan intrakranial di dalam tengkorak. Tekanan itu menyebabkan pembengkakan saraf dan mengganggu fungsi penglihatan. Jika tekanan terus berlanjut menyebabkan kerusakan permanen saraf optik dan hilangnya penglihatan.
Pemeriksaan papiledema
Untuk menentukan tingkat kondisi papiledema, ahli medis menggunakan sistem penilaian yang disebut skala Frisen. Dokter akan mengamati struktur mata untuk menentukan skala kondisi papiledema. ini.
Tahap 0
Cakram optik normal agak buram di kutub hidung, superior dan inferior.
Tahap 1
Papiledema yang sangat awal kaburnya batas hidung dari diskus atau cakram
Tahap 2
Papiledema awal dengan pengaburan semua batas, peninggian batas hidung, dan lingkaran cahaya.
Tahap 3
Papiledema sedang dengan pengaburan semua batas, satu atau lebih pembuluh darah utama, lingkaran cahaya, dan peningkatan diameter kepala saraf optik.
Tahap 4
Ditandai papiledema dengan peninggian seluruh kepala saraf, pengaburan semua batas dan pembuluh darah utama juga lingkaran cahaya.
Tahap 5
Papiledema parah dengan tonjolan berbentuk kubah dari kepala saraf optik, lingkaran cahaya sempit, perusakan mangkuk optik, terkadang pengaburan total pembuluh darah utama.
Gejala papiledema
1. Sakit kepala
Sakit kepala yang berhubungan dengan papiledema lebih buruk pada pagi saat berbaring.
2. Pengaburan visual sementara
Biasanya selama 5 detik hingga 15 detik penglihatan menjadi kabur, menjadi abu-abu atau menyebabkan pingsan. Kondisi buram ini biasanya terjadi saat seseorang mengubah postur tubuh. Hal ini bisa terjadi di kedua mata (bilateral) atau hanya di satu mata (unilateral).
3. Penglihatan ganda dan mual
Hipertensi intrakranial menyebabkan kelumpuhan saraf kranial yang merusak otot mata. Kondisi lainnya terasa mual atau muntah.
4. Gejala neurologis
Orang yang mengalami papiledema rentan terganggu gerakan dan pikirannya.
Pilihan Editor: Kurnia Meiga Terpaksa Lego Medali untuk Pengobatan Mata, Ini Profil Eks Kiper Timnas Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.