Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Tahun Baru, Terompet Bisa Tularkan Penyakit TBC? Simak Kata Ahli

Penyakit TBC bisa ditularkan melalui terompet? Intip kata dokter penyakit dalam Universitas Indonesia.

30 Desember 2018 | 16.50 WIB

Ilustrasi terompet tahun baru. ANTARA/Prasetia Fauzani
Perbesar
Ilustrasi terompet tahun baru. ANTARA/Prasetia Fauzani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan selalu saja ada hoaks yang menyebar pada akhir tahun. Salah satu isu itu adalah penyakit berbahaya seperti kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, hepatitis, HIV, TBC dan penyakit-penyakit menular lain ditularkan melalui terompet yang identik digunakan para perayaan pergantian tahun. “Jika membaca informasi tersebut orang awam pun sebenarnya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa berita tersebut tidak benar,” kata Ari dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 29 Desember 2018.

Baca: Penyakit TBC, Perhatikan Penyebab, Penularan, dan Gejalanya

Dalam hal informasi penyakit TBC alias tuberculosis ditularkan melalui terompet, Ari mengatakan kuman TBC ditularkan dari satu orang kepada orang lain bukan melalui kontak yang singkat. Penularan virus TBC tidak seperti infeksi virus influenza, yang seseorang dapat tertular dengan orang yang sedang mengalami flu dengan sekali kontak. “Untuk penularan TBC butuh kontak yang lama dan terus menerus. Selain itu kuman ini ditularkan melalui udara, bukan langsung dari air liur seperti misal setelah meniup terompet,” kata pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam.

Ari mengatakan biasanya orang tertular penyakit TBC jika tinggal serumah dengan orang yang sedang mengalami TBC paru aktif. Sosok lain yang rentan menularkan virus TBC adalah teman sekantor dimana kita selalu kontak dengan teman sekantor tersebut dalam ruangan tertutup.

Pembantu rumah tangga yang menderita TBC paru aktif dapat menularkan infeksi TBC kepada anak-anak yang diurusnya. Ujung terompet memang bisa jadi sumber penularan penyakit melalui droplet atau air liur yang tersisa pada ujung terompet tetapi tentu bukan penyakit TBC atau penyakit lain yang disebutkan dari informasi yang beredar tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ari khawatir, bila informasi ini terus tersebar, maka masyarakat akan berpikir dua kali untuk membeli terompet. Hal itu tentunya merugikan para penjual dan pembuat terompet yang kebetulan juga sangat berharap mendapat keuntungan di penghujung tahun ini.

Bagaimana agar kita tidak tertular penyakit yang ditularkan melalui ujung terompet tersebut? Bersihkan dulu ujung terompet yang akan kita gunakan kalau perlu gunakan penyaring khusus ketika ujung terompet tersebut akan kita gunakan. “Gunakan penyaring khusus, kalau kita ragu apakah terompet itu telah digunakan beberapa mulut,” kata Ari.

Baca: Pria Lebih Rentan TBC Seperti Dialami Rifai Pamone? Cek Gejalanya

Terlepas dari berbagai isu hoaks kesehatan menjelang perayaan tahun baru, Ari mengatakan akhir tahun merupakan kesempatan kita melakukan perenungan apa yang telah kita kerjakan di dalam tahun 2018. “(Juga merenungkan) rencana dan target pribadi untuk tahun 2019,” kata Ari.

“Selamat tahun baru 2019, semoga kesuksesan selalu menyertai anda di tahun depan. Salam Sehat,” katanya.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus