Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tak Berbahaya, Dermatolog Minta Tak Perlu Khawatir bila Ada Skin Tag di Kulit

Skin tag bisa timbul di kulit bagian tubuh mana pun tapi umumnya muncul di leher, ketiak, kelopak mata, atau selangkangan dan umumnya tak berbahaya.

23 Januari 2025 | 22.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Skin tag. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin memiliki banyak bintil di kulit, bisa sewarna kulit atau lebih gelap. Anda mungkin bisa tidak peduli dengan bintil-bintil itu, bisa juga khawatir apakah berbahaya seperti berisiko kanker kulit? Bintil tersebut disebut skin tag dan bukan tumor atau kanker kulit, tidak menular dan tidak berbahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski demikian, penanganan medis perlu dilakukan jika bintil tersebut sering tergores dan berdarah atau terasa mengganggu penampilan. Skin tag atau akrokordon juga disebut daging tumbuh kecil mirip kutil. Kondisi ini bisa timbul di kulit bagian tubuh mana pun tetapi umumnya muncul di leher, ketiak, kelopak mata, atau selangkangan. Meski bisa dialami siapa saja, bintil-bintil ini lebih umum dialami lansia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Skin tag atau kutil kecil terbentuk pada lapisan kulit yang kendur akibat hilangnya kolagen dan sering muncul karena gesekan antarkulit sehingga umumnya tumbuh pada lipatan-lipatan kulit. Meski kita tak tahu pasti bagaimana skin tag bisa terbentuk, ada beberapa faktor yang berkontribusi kenapa Anda lebih mudah mengalaminya.

Ukuran bintil bisa bervariasi antara 1-5 mm dengan warna bisa sama dengan kulit atau lebih gelap, kata dermatolog Jennifer Shastry. Meski tak berbahaya, ia menyarankan lebih baik memeriksakannya ke dokter untuk memastikan bintil itu bukan kondisi lain seperti melanoma atau kanker kulit.

"Apapun yang baru muncul di kulit dan bentuknya berubah perlu diperiksa," ujarnya kepada USA Today.

Penyebab skin tag
Meski penyebab pasti tak diketahui, faktor keturunan dan gaya hidup bisa menjadi pemicu, jelas dermatolog Dr. Hayley Goldbach. Gesekan kulit, yang terjadi ketika ada area di tubuh dengan kulit saling bergesekan, lebih berisiko mengalami skin tag. 

Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan kehamilan dan kondisi kronis tertentu seperti resistensi insulin, pradiabetes, dan sindrom metabolik, kata Shastry. Penyebabnya juga bisa karena keturunan. Bila ada anggota keluarga yang mengalaminya, Anda pun lebih berisiko mengalami.

Bisakah dihentikan?
Sayangnya, tak ada cara pasti untuk menghentikan pertumbuhannya, terutama jika ada keturunan, ujar Shastry. Namun untuk meminimalkan pertumbuhannya, terapkan gaya hidup sehat yang bisa membantu menghindari pradiabetes atau diabetes.

Jaga juga berat badan yang sehat sehingga tak banyak area tubuh dengan kulit saling bergesekan, saran Goldbach. "Tapi, perlu diingat skin tag itu kondisi normal. Jadi, sayangilah kulit Anda apa adanya," pesannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus