Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Identik dengan baju bekas impor, ternyata terdapat beberapa produk thrifting impor yang digemari masyarakat Indonesia. Pasalnya, secara definisi, thrift (bahasa Inggris) memiliki arti hemat atau penghematan, sedangkan thrifting mengarah pada kegiatan jual beli barang bekas layak pakai. Sehingga, benda untuk tangan kedua (secondhand) yang masuk ke dalam pasar dalam negeri bisa berasal dari berbagai jenis kebutuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khusus pakaian bekas impor, BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan 26,22 ton produk pakaian berhasil diimpor pada 2022 (kode HS 63090000). Angka tersebut senilai US$ 272.146 atau setara Rp 4,22 miliar (kurs Rp 15.538). Negara yang rutin mengirimkan stok baju bekas dalam negeri dipimpin oleh Australia dan diikuti Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, China, Prancis, hingga Thailand.
Jenis Produk Thrifted Shop Impor
Berdasarkan data ekspor impor yang dirilis BPS periode Desember 2022, berikut daftar produk baru dan bekas dari mancanegara yang diminati di Tanah Air.
- Barang fotografi atau sinematografi.
- Plastik dan barang dari plastik.
- Barang dari kulit samak.
- Kulit berbulu, bulu tiruan, dan barang daripadanya.
- Kayu dan barang dari kayu.
- Gabus dan barang dari gabus.
- Barang thrifting dari anyaman.
- Produk industri percetakan, seperti buku.
- Karpet dan tekstil penutup lantai lainnya.
- Pakaian dan aksesorinya (rajutan).
- Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan).
- Barang tekstil jadi lainnya.
- Jenis produk thrifted shop impor berupa alas kaki (sandal dan sepatu).
- Tutup kepala dan bagiannya.
- Payung, tongkat, dan bagiannya.
- Barang dari bulu unggas, bunga artifisial, dan wig.
- Barang dari batu, semen, asbes, atau mika, seperti patung.
- Produk keramik.
- Kaca dan barang dari kaca.
- Logam mulia dan perhiasan atau permata.
- Barang thrifting dari besi dan baja.
- Perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia.
- Berbagai barang logam tidak mulia.
- Instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis.
- Jam dan arloji serta bagiannya.
- Instrumen musik dan bagiannya.
- Perabotan, lampu, dan alat penerangan.
- Mainan, permainan, dan olahraga.
- Karya seni, barang antik, dan barang kolektor.
Merek Produk Thrifting Paling Disukai
Dalam sebuah penelitian yang dikutip dari laman Thrift World, generasi Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Generasi Z (1997-2012) membeli baju bekas 250% lebih cepat dibandingkan generasi lainnya. Bahkan kedua generasi itu bersedia membayar harga lebih untuk pakaian berkonsep ramah lingkungan, dengan masing-masing persentase sebesar 38% dan 40%.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, 57% pemuda dari kelompok Gen Z tidak mau menguras kantong lebih banyak untuk mendapatkan baju ramah lingkungan. Maka dari itu, fenomena thrifting menjadi solusi yang bisa ditawarkan untuk tetap modis, hemat, sekaligus peduli alam. Hal itu diperkuat dengan survei Civic Science pada 2022, 61% penyuka produk thrifted shop mengungkapkan kemungkinan untuk belanja dua kali lebih sering karena alasan tren fashion.
Tren belanja yang berkembang cepat (fast fashion) dari berbagai merek (brand) ternama menuntut anak muda harus selalu tampil prima dan kekinian. Sayangnya, kondisi finansial yang tidak selalu tercukupi, memaksa mereka mencari alternatif, salah satunya dengan membeli barang branded bekas
Adapun merek thrifting paling disukai, antara lain Adidas, Balenciaga, Burberry, Carhartt, Champion, Converse, Dickies, GAP, Givenchy, Lacoste, New Balance, Nike, Patagonia, Prada, Stone Island, Stussy, The North Face, Thrasher, Uniqlo, dan Vans.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA