Pikiran dalam otak mempertunjukkan gambaran termasuk ingatan masa lalu dan mimpi. Imajinasi atau reka gambaran membantu seseorang membuat perencanaan dan keputusan. Membayangkan benda dan peristiwa yang akan direncanakan juga terasa menyulitkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang kesulitan untuk membayangkan gambar atau susah berimajinasi visual. Kondisi itu berakibat mengalami kesulitan membuat imajinasi adegan atau objek dalam pikiran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Medical News Today, para ilmuwan mengidentifikasi dua jenis aphantasia. Ada aphantasia tersebab cedera otak atau setelah periode depresi atau psikosis. Ada pula aphantasia kongenital yang muncul saat lahir.
Apa itu aphantasia?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang dengan aphantasia biasanya sulit mengingat visual wajah atau tempat. Kondisi itu jika tak segera ditangani ahli medis bisa berakibat kesulitan sosial. Tidak bisa mengingat peristiwa penting secara visual, contohnya motif bunga atau model gaun saat menghadiri pernikahan.
Misalnya pun perumpamaan yang sederhana, seperti menghitung domba hingga tertidur juga hal yang sulit. Aphantasia tergolong masalah sistem saraf atau neurologis yang memengaruhi otak
Orang dengan aphantasia mengandalkan kemampuan untuk membuat gambaran mental ada dalam spektrum. Mengutip WebMD, kebanyakan orang yang mengalami aphantasia seumur hidup pertama kali menyadarinya saat berusia remaja atau 20 tahun.
Gejala aphantasia antara lain sulit mengenal wajah orang lain dan mengingat masa lalu. Adapun ciri utamanya penurunan citra visual atau membayangkan itu. Kebanyakan orang mengandalkan gambaran mental untuk menggerakkan ingatan dengan memanfaatkan pengetahuan atau indra untuk membantu mengingat sesuatu.
Pilihan Editor: 7 Manfaat Belajar Menggambar untuk Anak-Anak