Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tak Melulu Buruk, Inilah Keuntungan Menjadi Orang Egois

Ada sisi positif di balik menjadi orang egois dalam menjalani hidup bermasyarakat. Apa itu?

18 Januari 2023 | 14.46 WIB

Ilustrasi lelaki egois. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi lelaki egois. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Disebut sebagai orang egois memang terdengar tidak terasa seperti pujian. Sifat yang mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama itu dinilai masyarakat memiliki konotasi buruk, serakah, dan menang sendiri. Padahal, ada sisi positif di balik menjadi orang egois dalam menjalani hidup bermasyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam esai berjudul Is Human Nature Basically Selfish, Abraham Maslow berargumen bahwa seseorang perlu mengenali perbedaan keegoisan sehat dari yang tidak sehat. Menurut seorang pelopor aliran psikologi humanistik ini, sifat egois baik terkadang bisa menjadi buruk, begitu sebaliknya. Egois baik, ringkasnya datang dari pengertian yang tidak malu-malu mengutarakan keinginan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Maslow mengatakan bahwa sikap menghargai terhadap kesehatan, gaya hidup, kebahagiaan, kegembiraan, dan kebebasan diri sendiri akan berdampak positif, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Sebaliknya, perilaku yang berusaha menyenangkan orang lain, kerendahan hati yang berlebihan, namun tidak pada diri sendiri justru bisa berdampak negatif. 

Senada dengan hal itu, asisten profesor klinis psikiatri di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas, Melissa Deuter, menyatakan bahwa berorientasi pada kelangsungan hidup sudah menjadi sifat seseorang untuk mengurus kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu. “Jika Anda tidak bisa menjaga diri sendiri, maka Anda tidak bisa merawat orang lain. Menjadi egois itu penting,” katanya dikutip dari Fast Company.  

Menurut Deuter, bertindak demi kepentingan diri sendiri dapat memberikan keuntungan dalam peran kepemimpinan. Biasanya, orang yang egois memiliki dorongan kuat untuk berusaha mengejar apa yang mereka inginkan tanpa penyesalan. Orang yang egois, kata Deuter, cenderung lebih percaya diri dan tidak mudah menyerah pada tujuan. 

Selain itu, Deuter mengungkapkan, orang egois identik dengan perilaku yang lebih menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas yang disukai. Ini adalah contoh baik dari usaha seseorang yang menjaga dirinya sendiri secara emosional. “Mendahulukan diri sendiri tidak selamanya negatif; itu tugas Anda untuk menjaga diri sendiri dan mendapatkan apa yang Anda butuhkan,” ujarnya. 

HARIS SETYAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus