Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Teh Oolong: Apa Bedanya dengan Teh Hijau dan Teh Hitam?

Teh oolong bersumber dari daun tanaman Camellia sinensis

30 Januari 2025 | 19.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
teh Oolong (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Teh oolong merupakan salah satu jenis teh tradisional khas Cina. Teh ini dibuat dari tanaman yang sama dengan teh hitam dan teh hijau, yakni Camellia sinensis, tetapi pengolahan daunnya dilakukan secara berbeda.

Dikutip dari WebMD, proses pembuatan teh ini tergantung oksidasi yang terjadi saat daun teh bereaksi dengan udara, mengubah warna, rasa, dan kandungan nutrisinya sesuai dengan lamanya proses fermentasi.

Apa Itu Teh Oolong?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teh oolong bersumber dari daun tanaman Camellia sinensis, dikutip dari Verywell Health. Pembuatan teh oolong melalui proses oksidasi. Dikutip dari Healhtline, teh hijau dibuat dari daun segar yang tidak mengalami oksidasi reaksi kimia yang terjadi saat daun terkena udara dan menentukan warna dan rasa teh. Adapun teh hitam dibuat dengan menghancurkan daun sepenuhnya untuk memaksimalkan oksidasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teh oolong dibuat dengan cara menjemur daun di bawah matahari dan sedikit melayukan daun untuk menghasilkan oksidasi sebagian. Dikutip dari WebMD, produk teh oolong memiliki tingkat oksidasi yang bervariasi dari rendah hingga tinggi. Semakin lama daun dibiarkan berfermentasi, makin gelap warna tehnya. Teh oolong yang lebih hijau biasanya punya rasa yang alami.

Teh oolong mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang bermanfaat. Teh oolong memiliki kandungan kalsium, magnesium, kalium, mangan, niasin, dan sodium. Teh ini juga mengandung sekitar 38 miligram kafein. Sebagai perbandingan, secangkir teh hijau mengandung sekitar 29 miligram kafein. Beberapa antioksidan utama dalam teh oolong, yang dikenal sebagai polifenol yaitu theaflavin, thearubigin, dan EGCG. 

Teh oolong telah dikonsumsi selama berabad-abad. Namun perlu diingat bahwa teh ini mengandung kafein. Jika dikonsumsi secara berlebihan, maka bisa menyebabkan kecemasan, sakit kepala, sulit tidur, detak jantung tidak teratur, dan dalam beberapa kasus, tekanan darah tinggi.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) menyatakan bahwa asupan harian hingga 400 miligram kafein dianggap aman. Adapun ukuran rata-rata satu cangkir 8 ons (240 mililiter).

HEALTHLINE | WEBMD | VERYWELL HEALTH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus