Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman Selada kini mulai banyak dilirik oleh pembudidaya karena permintaan pasar akan sayuran ini kian meningkat. Selada memang telah lama dikenal di Indonesia, namun budidaya selada masih belum meluas.
Selada banyak ditanam di daerah yang beriklim sedang. Budidaya tanaman selada sudah dilakukan sejak 2.500 tahun yang lalu. Tanaman ini dulunya berasal dari kawasan Asia Barat dan Amerika lalu meluas hingga ke Karibia, Malaysia, Afrika dan Filipina. Hingga selanjutnya tanaman selada meluas ke negara beriklim sedang.
Tanaman selada sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, selain karena iklimnya cocok, tanaman selada membawa keuntungan besar bagi para pembudidaya. Hingga kini selada bahkan digunakan untuk sajian makanan mewah, tak heran harganya bisa sangat tinggi.
Mengutip dari buku berjudul ‘Praktis Bertanam Selada dan Andewi Secara Organik’, dijelaskan bahwa konsumsi selada bermanfaat sebagai bahan pangan bergizi dan berguna untuk mendinginkan perut. Selada mengandung beragam nutrisi seperti protein, lemak, karohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan air.
Mengutip dari jurnal agrida, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam budidaya selada diantaranya adalah :
1. Pembibitan
Baca : 5 Manfaat Selada Merah bagi Kesehatan
Benih selada yang akan ditanam haru baik dan berkualitas dan memenuhi kriteria seperti benih harus murni, bebas dari hama dan penyakit serta berasal dari varietas unggul.
2. Penyiapan Lahan
Lahan sebelumnya telah dicangkul dan dibentuk bedengan – bedengan. Lalu tanah diberi pupuk kandang. Pada lahan juga diberikan saluran pembuangan air agar tanaman tidak tergenang
3. Penanaman
Setelah persiapan lahan selesai dan benih telah disemai sekitar 24 – 28 hari, maka dilakukan penanaman. Pada umur tersebut biasanya bibit sudah memiliki 2 – 4 helai daun.
4. Perawatan Tanaman Selada
Perawatan tanaman selada meliputi pemupukan dan pengairan, tanaman diberi pupuk jenis NPK yang berbentuk larutan. Sedangkan untuk pengairan dilakukan 2 – 3 kali sehari untuk menggantikan air yang telah diserap tanaman.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan memberikan fungisida berupa Dithane M 45.
6. Panen
Umur panen tanaman selada sekitar 50 hari setalah tanam, panen dilakukan dengan cara memotong tangkai persis diatas helaian daun yang terbawah untuk mencegah penyakit yang terdapat pada tanah.
MELINDA KUSUMA
Baca : Ketika Kelinci Kalah Lomba Makan Selada Melawan Manusia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini