Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jeans dikenal tahan banting karena tidak mudah kotor dan berbahan kuat. Itu sebabnya, pakaian ini sering menjadi pilihan orang yang banyak beraktivitas di ruangan terbuka, seperti para petualang atau pekerja industri tambang. Meski tahan banting, jeans juga perlu perawatan agar kualitasnya bisa bertahan lama. Seperti apa perawatannya?
Baca: Untuk Petualang, Wrangler Kenalkan Jeans Antigerah dan Tahan Air
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Head Designer Wrangler Yulinda The menyarankan sebaiknya jeans jarang dicuci. Bahkan CEO Levi's, Chip Bergh, merekomendasikan pada pemakai untuk berhenti mencuci denim mereka. Ini untuk menjaga warna jeans yang umumnya indigo atau biru. Semakin sering dicuci, terkena deterjen dan air, semakin cepat warnanya pudar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semakin lama nggak dicuci akan semakin bagus. Cuma kan kembali ke masalah higienis masing-masing orang, kalau bau bagaimana, apakah kalau jarang dicuci bikin gatal,” ujar dia.
Selain itu, jeans yang jarang dicuci juga akan semakin enak dikenakan karena bisa menyesuaikan dengan bentuk badan. Beberapa bagian, seperti lutut, akan membentuk sesuai penggunanya. “Kalau sering dicuci, bentuknya belum jadi sudah hilang. Padahal, jeans itu uniknya kan karena personalized masing-masing orang,” tuturnya.
Tapi, kalaupun dicuci, kata Yulinda, sebaiknya cukup dikucek dan dibilas sebentar, lalu dijemur. Ada yang menyarankan saat dicuci, apalagi jika di mesin cuci, sebaiknya jeans dibalik. Tapi, menurut Yulinda, dibalik atau tidak akan sama saja. “Dicuci tidak perlu dibalik karena sama-sama kena air. Saat dijemur baru dibalik,” ujar dia.
Baca: Jeans Sebaiknya Tidak Dicuci, Bagaimana dari Sisi Kesehatan?
Satu lagi, Yulinda menyarankan agar jeans tidak disetrika. “Nggak perlu disetrika. Kalau disterika kena panas bisa cepat rusak, apalagi kalau yang stretch. Kalau kena panas, (bahan) stretch rusak,” kata Yulinda.