Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tips Orang Tua Atasi Sensasi Seperti Bowo Alpenliebe

Prabowo Mondardo (13) alias Bowo "Alpenliebe" mendadak fenomenal. Simak tips untuk orang tua yang anaknya sempat demam Bowo Alpenliebe

22 Juli 2018 | 11.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bowo Alpenliebe. Tabloidbintang.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Mondardo (13) alias Bowo “Alpenliebe” mendadak fenomenal. Ia populer lewat aplikasi Tik Tok. Bowo Alpenliebe kini punya banyak penggemar, umumnya anak-anak dan remaja putri. Bahkan, ada sesi jumpa dan foto bersama Bowo dengan tarif 80 ribu rupiah. Popularitas Bowo juga melahirkan para pembenci. Mereka menjadikannya bulan-bulanan di media sosial. Mengapa fenomena Bowo Alpenliebe muncul dan bagaimana orang tua menyikapi sensasi ini?

Baca: Mendadak Terkenal, Bowo Alpenliebe Makin Sibuk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menyebut fenomena Bowo berpangkal dari kecenderungan remaja yang menyukai sensasi. Seringkali sensasi mewakili kebebasan yang dicari para remaja. Selain itu, remaja suka mendapat perhatian sehingga mendadak populer membuat mereka senang sekaligus bangga. Gayung bersambut ketika seseorang yang membuat sensasi bertemu sekelompok remaja yang sedang mencari idola. “Dalam rangka pembentukan jati diri, wajar anak remaja mempunyai idola dengan penampilan atau karakter yang ideal menurut mereka,” ujar Vera di Jakarta, pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masalahnya, ketika menyukai sesuatu, remaja kerap bertindak di luar batas. Ada yang menuhankan Bowo, bahkan rela kehilangan keperawanan demi Bowo. Vera menjelaskan hal itu tidak terlepas dari cara berpikir remaja yang dipengaruhi korteks prefrontal (otak bagian depan) yang belum terbentuk sempurna. “Otak bagian depan ini berfungsi melakukan proses berpikir yang lebih kompleks seperti pengambilan keputusan. Selama bagian ini belum sempurna, remaja rentan terpancing untuk mengambil keputusan berdasar emosi. Mereka kurang memikirkan konsekuensi dari keputusan maupun tindakannya,” kata Vera.

Baca: Young Lex Utarakan Niat Membimbing Bowo Alpenliebe di Jalur Seni

Bagi remaja yang diidolakan seperti Bowo, mereka cenderung tidak siap mental menghadapi popularitas yang datang tiba-tiba. Remaja, kata Vera, memandang penting apa pendapat orang lain akan dirinya. Mereka belum siap menghadapi komentar negatif. Ketika ingin atau sudah populer, yang mereka bayangkan hanyalah yang indah-indah. Tidak heran, akibat terlalu banyak ejekan dari para pembenci membuat Bowo tertekan hingga berniat pindah sekolah.

TABLOID BINTANG

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus