Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah infeksi virus yang menyerang anak-anak, dengan gejala flu singapura berupa ruam dan bintil di area mulut, tangan, dan kaki. Meski tergolong swasirna atau self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri tanpa perawatan medis intensif, infeksi ini sering kali membuat orang tua khawatir ketika anak mengalami demam tinggi atau tanda-tanda dehidrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut adalah langkah penanganan dan pencegahan flu Singapura yang disampaikan oleh salah satu dokter spesialis kulit dan kelamin (Dermatologi dan Venereologi), Agung Mohamad Rheza kepada Tempo pada Anniversary ke-7 Dermis, Selasa, 29 Oktober 2024.
1. Memahami Gejala Awal dan Penanganan Dasar
Agung menjelaskan bahwa gejala utama flu Singapura itu meliputi demam, sakit kepala, lemas, dan penurunan nafsu makan, yang dikenal sebagai flu-like syndrome. Maka dari itu, penanganannya serupa dengan penanganan demam pada umumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau orang tua anaknya demam, pasti panik. Tetapi tidak perlu khawatir karena ini virusnya self-limiting atau sembuh sendiri, bahkan nggak diapa-apain aja sebenarnya dia akan sembuh. Tetapi yang bikin panik, kan nomor satu pasti demamnya, ya. Nah, demamnya itu tinggal dikasih obat anti-demam aja,” kata Agung.
Selain itu, ia juga berpesan agar orang tua memperhatikan kondisi anak saat demam. Jangan sampai anak mengalami dehidrasi. Penting juga agar anak jalani pola makan sehat dengan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi.
2. Pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Flu Singapura menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita, sehingga menjaga kebersihan adalah kunci utama pencegahan.
“Pencegahan yang bisa kita lakukan adalah pola hidup bersih sehat, PHBS. Balik lagi ke situ lagi," katanya.
Ia menyarankan agar anak menggunakan masker dan sering cuci tangan. Bahkan cuci tangan juga bisa dilakukan setelah memegang gagang pintu kamar mandi umum. "Harus cuci tangan karena virus itu bisa tahan lama di tempat-tempat yang tanpa manusia,” katanya.
3. Tindakan Pencegahan Jangka Panjang
Menurut Agung, saat ini pencegahan dalam bentuk vaksin untuk flu Singapura tidak diwajibkan karena infeksi ini umumnya tergolong ringan.
Ia menjelaskan sampai sekarang, penyakit tersebut bukan termasuk bukan kejadian luar biasa seperti Covid-19. Sehingga penggunaan vaksin bagi anak belum sampai di tahap rekomendasi wajib dari pemerintah. Walau begitu, ia mengatakan vaksin untuk mencegah flu Singapura ada. "Memang ada (vaksinnya). Bisa diberikan tapi kalau pun nggak diberikan juga nggak apa-apa karena pertimbangannya infeksi virusnya tuh ringan banget,” kata Agung.
Keberadaan flu Singapura memang membuat khawatir, namun dengan melakukan tips pencegahan dan penanganan yang tepat, orang tua tidak perlu panik berlebihan. Dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, serta memperhatikan tanda-tanda penting yang membutuhkan perhatian medis, orang tua dapat membantu anak-anak mereka pulih dan kembali sehat.
Pilihan Editor: Tips Merawat Pasien Flu Singapura di Rumah dari IDAI
WILNA LIANA AZ ZAHRA