Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tom yam, sup berkuah asam pedas khas Thailand, masuk dalam dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO. Sup berisi udang, cumi, dan sayuran itu populer di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daftar baru warisan budaya takbenda diumumkan pada tanggal 4 Desember selama sesi ke-19 Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Asuncion, Paraguay.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, dalam pesan video dalam pertemuan tersebut, mengatakan bahwa penghargaan ini tidak hanya merayakan hidangan, tetapi juga warisan budaya.
"Saya mengundang semua orang untuk mencoba tom yum kung (tom yam udang) di restoran Thailand di seluruh dunia atau mencoba membuatnya di rumah, menjadi bagian dari pelestarian warisan budaya tak benda ini," kata dia.
Warisan Budaya Takbenda Kelima Thailand
Menteri Kebudayaan Thailand Sudawan Wangsupakitkosol sangat gembira atas pengakuan tersebut. Ia menyatakan bahwa tom yum kung merupakan warisan budaya Thailand kelima yang menerima status ini. Sebelumnya sudah terdaftar tari topeng Khon, tari nora, pijat tradisional Thailand, dan festival air Songkran.
Tom yam bukan sekadar hidangan, tetapi representasi pengetahuan budaya dan keahlian kuliner masyarakat Thailand. Bahan-bahan supnya mencerminkan penggunaan sumber daya lokal, seperti udang segar dan kaldu yang dicampur dengan rempah-rempah seperti lengkuas, serai, cabai, jeruk nipis, dan daun jeruk purut.
Hidangan ini terkenal karena warna jingga kemerahannya yang cerah dan profil rasa yang kompleks yang memadukan rasa asam, asin, pedas, manis, dan sedikit pahit.
Sudawan juga mencatat bahwa tom yum kung yang populer di dunia memainkan peran penting dalam mempromosikan budaya kuliner Thailand sebagai bagian dari strategi diplomasi negara tersebut.
Sejarah Tom Yum
Dilansir dari Khaosod English, asal-usul tom yam dapat ditelusuri kembali ke varian berbahan dasar ikan yang didokumentasikan pada 1889, lalu versi modernnya muncul setelah masuk kerajaan. Versi udang pertama kali tercatat dalam buku masak berjudul Royal Cuisine oleh M.R. Kitinadda Kitiyakorn, kerabat dekat Ratu Sirikit, Ibu Suri, pada 1964.
Perjalanan tom yum kung secara internasional dimulai pada 2001 ketika terdaftar sebagai bagian dari warisan budaya nasional Thailand, kategori pengetahuan dan praktik tentang alam dan semesta. Kabinet Thailand menyetujui pencalonannya untuk status UNESCO pada 2022. Hidangan tersebut mencerminkan cara hidup sederhana masyarakat pertanian Thailand di sepanjang jalur air wilayah tengah.
Hidangan ini juga mencerminkan pemahaman mendalam tentang kehidupan yang harmonis dengan alam. Hidangan ini memadukan rempah-rempah yang bermanfaat bagi kesehatan, budidaya udang air tawar yang berkelanjutan, dan konservasi air, tanah, dan udara. Persiapannya melibatkan pemilihan bahan yang cermat dan seni kuliner untuk menyeimbangkan rasa dan nilai gizi, tambahnya.
Tiga hal yang membuat tom yam diusulkan masuk daftar ini terkait signifikansi budaya hidangan tersebut. Pertama, hidangan ini mewakili tradisi lisan, dengan resep yang secara tradisional diwariskan dari generasi ke generasi melalui mulut ke mulut. Kedua, hal ini mencerminkan praktik sosial Buddha Thailand, khususnya di kalangan masyarakat petani yang lebih menyukai hewan air kecil seperti udang sungai untuk makanan. Ketiga, hal ini menunjukkan pengetahuan tradisional tentang alam, yang menggabungkan bahan-bahan musiman dan tanaman herbal yang menyehatkan.
Kementerian Kebudayaan Thailand berencana untuk memanfaatkan pengakuan ini melalui berbagai inisiatif. Ini termasuk mendorong media untuk menampilkan tom yam udang mengintegrasikan hidangan tersebut ke dalam program pariwisata, dan mempromosikannya di konferensi dan acara internasional yang diselenggarakan di Thailand.
VN EXPRESS | KHAOSOD ENGLISH
Pilihan Editor: Selain Pad Thai 7 Makanan Khas Thailand Ini Patut Dicoba