Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika mendengar kata Toxic Relationship" apa yang Anda pikirkan? Hubungan yang tidak sehat? Hubungan toksik? Kekerasan dalam relasi? Yap, itu semua benar. Lantas, apa itu toxic relationship? Mari simak artikel ini untuk mengetahui toxic relationship: definisi, tanda, dan cara mengatasinya.
Seringkali toxic relationship dikaitkan dengan hubungan pacaran namun tidak menutup kemungkinan toxic relationship juga bisa terjadi di lingkup keluarga, sahabat maupun dalam hubungan friendzone.
Definisi Toxic Relationship
Apa itu toxic relationship? Toxic relationship adalah hubungan tidak sehat yang ditandai dengan perilaku pasangan yang toksik baik secara emosional maupun fisik. Hubungan toksik jauh berbeda dengan relasi asmara yang sehat. Jalinan asmara yang sehat adalah adanya rasa aman dan melibatkan keinginan bersama untuk kebahagiaan satu sama lain. Dalam hubungan asmara yang sehat kita tentu merasa aman dan nyaman, hal ini tentu berbanding 180 derajat dengan hubungan toksik, hubungan ini bukanlah tempat yang aman dan nyaman.
Arti toxic relationship adalah rasa tidak aman, tidak nyaman, mementingkan diri sendiri, mendominasi dan bahkan suka mengontrol pasangan. Jika Anda terus berada di hubungan yang toksik tentu mental Anda yang akan dipertaruhkan.
Istilah toxic relationship diperkenalkan pada tahun 1995 oleh seorang ahli komunikasi dan psikologi, Dr Lillian Glass dalam bukunya yang berjudul Toxic People, di mana beliau mendefinisikan toxic relationship adalah hubungan yang tidak saling mendukung, terjadi persaingan, tidak ada rasa hormat, dan kurangnya komunikasi antara pasangan.
Setiap hubungan tentu mengalami pasang surut, namun hubungan toksik seringkali tidak menyenangkan dan menguras energi bahkan sering merasa tidak bahagia meskipun telah menghabiskan waktu bersama.
Simak: Tanda dan Cara Keluar dari Toxic Relationship
Semua "korban" toxic relationship biasanya tidak menyadari kalau dirinya terjebak dalam hubungan yang toksik. Padahal ada beberapa tanda yang bisa diketahui apakah Anda berada di dalam hubungan toksik atau tidak.
Tanda-Tanda Toxic Relationship
Banyak orang tidak menyadari kalau dirinya berada dalam hubungan yang toxic, berikut tanda hubungan toxic antara lain:
1. Kurangnya Dukungan
Dalam hubungan yang sehat, ketika melihat pasangan sukses dalam segala bidang adalah hal membanggakan dan patut untuk diapresiasi.
Namun lain hal jika Anda berada di hubungan toksik, pencapaian yang diraih oleh pasangan Anda adalah kompetisi dan harus disaingi sehingga jika Anda berada di hubungan ini tentu tidak akan baik karena tidak ada dukungan apapun yang diberikan serta pasangan Anda hanya akan peduli pada keinginan mereka.
2. Cemburuan
Cemburu dalam suatu hubungan adalah hal wajar. Cemburu artinya pasangan Anda mencintai Anda. Beda halnya jika cemburuan tanpa alasan kurang jelas, curiga terus-menerus, selalu tidak percaya sama apa yang Anda lakukan, itu artinya Anda berada dalam toksik relationship.
3. Suka Bohong
Hubungan yang baik tentunya didasari atas kejujuran dari masing-masing pasangan. Kejujuran adalah kunci hubungan yang awet. Jika pasangan suka berbohong tentang apapun yang dia lakukan, dengan siapa dia bertemu sudah pasti Anda sedang berada dalam toksik relationship.
Jika begini akan timbul rasa tidak nyaman, kebohongan-kebohongan kecil akan muncul seiring berjalannya waktu. Pasangan Anda akan terus menyembunyikan sesuatu karena takut jika diceritakan dengan sebenarnya respons Anda tidak akan sesuai ekspektasi.
4. Memendam Rasa Benci
Marah dan kesal dengan pasangan adalah hal wajar dalam suatu hubungan. Jika marah dan kesal tersalurkan dengan baik tentu tidak akan berdampak negatif ke hubungan, namun sebaliknya? Jika emosi marah tidak tersalurkan dengan baik tentu akan berujung ke rasa dendam. Memendam rasa benci secara diam-diam kepada pasangan akan membawa Anda dalam toksik relationship.
5. Posesif Berlebihan
Jika pasangan memiliki sifat posesif berlebihan seperti sering mengecek handphone, mempunyai rasa curiga yang besar, tidak menaruh rasa kepercayaan, bahkan tidak mengizinkan Anda untuk melakukan hobinya atau sekedar jalan tanpa pasangan dipastikan Anda berada dalam toksik relationship.
Nah, jika Anda merasa tanda-tanda tersebut ada dalam hubungan Anda, segera ambil langkah untuk keluar dari toksik relationship, namun jika tetap memilih bertahan setidaknya harus mengetahui cara mengatasi toxic relationship.
Penyebab Toxic Relationship
Setelah mengetahui definisi toxic relationship, mari ketahui apa penyebab seseorang menjadi “toxic” alias penyebab toxic relationship itu sendiri. Ada banyak penyebab faktor seseorang menjadi toksik, di antaranya adalah:
1. Masa Lalu
Masa lalu seseorang dapat menjadi salah satu penyebab orang menjadi toksik di dalam suatu hubungan. Jika seseorang memiliki masa lalu nan kurang baik seperti kurang kasih sayang, sering diperlakukan kasar maka di kemudian hari akan membentuk kepribadian seperti itu sehingga akan menyebabkan hubungan menjadi toksik.
2. Sering Kena Bullying
Ini juga menjadi salah satu penyebab toxic relationship. Orang yang sering kena bully akan menyebabkan emosionalnya terguncang.
Cara Mengatasi Toxic Relationship
1. Beri peringatan ke pasangan, kalau yang dia lakukan adalah salah.
2. Saling introspeksi diri.
3. Konsultasi ke psikolog untuk mendapatkan saran yang baik.
4. Mencoba untuk saling terbuka dengan pasangan.
5. Pahami apakah hubungan kalian bisa dilanjutkan atau tidak.
Jangan sungkan meminta bantuan dari orang terdekat jika sedang berada dalam toxic relationship. Hubungan toxic adalah hubungan tidak sehat untuk diteruskan karena dapat mengganggu kesehatan mental seseorang jika masih terus dipertahankan. Sayangi diri sendiri terlebih dahulu untuk menjaga kewarasan mental.
DWI LUCY SUSETIOWATI
Baca: Bendera Merah dalam Hubungan yang Perlu Diwaspadai saat Mulai Kencan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini