Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

3 Ciri Toxic Relationship, Apa Itu Hubungan Percintaan yang Tak Sehat?

Toxic relationship secara sederhana bisa saja diartikan hubungan itu berakibat lebih buruk dibandingkan ketika sendiri

25 Juli 2022 | 15.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pasangan bertengkar. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan romansa tak jarang pun muncul pertengkaran. Tapi, jika sudah melampaui terlalu menyakitkan, maka bisa saja menandakan hubungan itu sudah tak sehat atau toxic relationship. Mengutip Verywell Mind, toxic relationship secara sederhana bisa saja diartikan hubungan itu berakibat lebih buruk dibandingkan ketika sendiri.

Merujuk Psychalive, hubungan yang tak sehat (toxic) itu biasanya tampak dari tindakan menyakitkan yang terus berulang. Pola itu menunjukkan sikap kecemburuan, posesif, dominasi, manipulasi, putus asa, egois. Tapi, satu hal yang jamak terjadi dalam hubungan yang tidak sehat, yakni sering mengabaikan rasa sakit pasangan selama menjalani ikatan.

Menurut ahli psikologi dan penulis Joy from Fear, Carla Marie Manly,  biasanya muncul sebab sulit untuk mengenali tanda yang tak kentara dalam hubungan tak sehat.

Ciri toxic relationship

1. Komunikasi yang buruk

Komunikasi merupakan keutamaan untuk mendukungan hubungan romansa atau percintaan. Pasangan dalam hubungan yang sehat bisa membicarakan banyak hal secara terbuka seperti perasaan dan aktivitas masing-masing. Sebaliknya, dalam hubungan yang beracun, pasangan tidak bisa mengatakan secara jujur menyembunyikan sesuatu dari pasangannya.

2. Tidak mendukung pasangan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hubungan yang sehat menandakan kedua pasangan saling mendukung dalam mencapai tujuan masing-masing. Sebaliknya yang terjadi dalam hubungan yang tidak sehat, enggan mendukung atau tak senang melihat pasangannya menggapai tujuan. Sikap itu ditunjukkan secara berlainan, antara lain menyepelekan seolah-olah itu hanya impian belaka, bahkan juga menganggap pasangannya tak layak untuk menggapai tujuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

3. Mengabaikan kebutuhan pasangan

Mengikuti segala yang mau dilakukan pasangan,  bahkan ketika itu bertentangan dengan keinginan atau tingkat kenyamanan juga menandakan hubungan beracun, menurut psikolog Catalina Lawsin.

Ketika satu pihak ingin terus bahagia tanpa mempertimbangkan pasangannya yang merugi, maka perlu menimbang lagi hubungan itu. Terkadang hal itu dianggap normal dengan harapan suatu saat akan berubah. Tapi, jika tak menunjukkan kepedulian atau terus mengabaikan demi kesenangan satu pihak dan cenderung menyakiti pasangannya, itu menandakan hubungan yang beracun.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus