Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Stroke bisa muncul kapan saja tanpa ada gejala. Penyakit ini bisa menyerang tulang belakang atau mata karena pembuluh darah yang tersumbat. Pingsan atau kejang merupakan gejala stroke yang bisa dilihat dalam waktu kurang dari 24 jam dan biasanya selalu mendadak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis saraf di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Rakhmad Hidayat, menjelaskan ibu hamil harus mewaspadai faktor keturunan stroke dalam keluarga dengan selalu memenuhi gizi dan rutin minum vitamin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau ibu hamil, asam folat, vitamin D itu mau enggak mau diminum. Ibu hamil dapat gizi yang cukup dan baik, konsultasi dengan dokter kebidanan agar memastikan bayinya sehat,” ucap Rakhmad.
Dokter yang menyelesaikan program spesialis di Universitas Indonesia ini mengatakan anak yang mengalami stroke bawaan dari lahir bisa saja terkena serangan saat berumur di bawah 15-20 tahun. Ia juga menegaskan jika dalam keluarga, baik dari pihak ayah atau ibu, memiliki riwayat stroke maupun bebagai faktor risiko seperti diabetes dan kolesterol tinggi, ibu hamil harus waspada dan menjaga kehamilannya.
Deteksi gangguan pembuluh darah
Selain itu, jika anak sudah lahir ada beberapa teknik khusus di mana dokter dapat mendeteksi kapan akan terjadinya stroke dengan melakukan pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA).
“Itu untuk mendeteksi ada atau tidak gangguan di pembuluh darahnya. Kalau keluarga ada yang berisiko, itu mau atau tidak mau dilakukan,” jelasnya.
Namun, ia menganjurkan pemeriksaan menggunakan MRA dilakukan saat anak berusia sekitar 10-20 tahun karena biasanya harus dibius. Selain itu juga ada teknik dengan tindakan operasi dengan menyambung pembuluh darah luar ke dalam (bypass) untuk menangani penyumbatan pembuluh darah.
Pengobatan yang dilakukan pun hanya untuk keluhan yang muncul, bukan mengobati faktor genetik yang sudah ada sehingga anak dengan faktor risiko stroke harus menjaga pola hidup dengan tidak merokok, menjaga kadar gula darah dan berat badan agar tidak obesitas.
“Faktor risiko itu tidak bisa diubah. Jadi, meskipun tidak punya faktor risiko dia tetap punya peluang stroke, itu sudah pasti kalau tidak perbaiki gaya hidup,” ucap Rakhmad.
Pilihan Editor: Awas, Begadang Bisa Jadi Faktor Risiko Stroke di Usia Muda