Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kata orang mimpi itu cuma kembang tidur. Tapi bagi Ustad Arifin Ilham, mimpi bukan sembarang kembang tidur. Ustad kondang yang menerapkan teknik zikir dalam dakwahnya ini melamar perempuan yang menjadi istri pertamanya, Wahyuniati Al-Waly, berdasarkan petunjuk mimpi.
Baca: Arifin Ilham Simpan Satu Benda di Saku Jubah, Bikin Hati Bergetar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mimpi penting itu didapatnya saat ia menunaikan ibadah umrah pada awal 1998. "Saya pergi ke Tanah Suci melaksanakan ibadah umroh bukan tanpa alasan. Memang sengaja saya ingin minta petunjuk Allah tentang siapa jodoh saya," kenang Ustadz Arifin Ilham dalam wawancara dengan Tabloid Bintang Indonesia pada 2003 lalu. Menurutnya hal itu perlu dilakukan mengingat ia menemukan lebih dari satu perempuan yang kriterianya sangat pas untuk dijadikan calon istri. "Otomatis saya harus memilih dan ternyata tidak mudah menentukan pilihan," tambah pimpinan Majelis Az-Zikra ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena jodoh adalah wewenang Tuhan, maka ia pergi ke rumah Tuhan seperti diyakini oleh ajaran agama Islam, yakni Kabah di kota Mekkah Arab Saudi. Saat menunaikan ibadah umrah, di tempat suci itu ia berdoa dan memohon petunjuk kepada Tuhan. Hingga pada suatu malam ketika sedang terlelap tidur di penginapannya, Arifin Ilham bermimpi bertemu Wahyuniati Al-Waly, salah seorang wanita yang ditimbang-timbangnya sebagai calon istri. "Saat itu saya langsung mengambil kesimpulan, Yuni adalah jodoh saya," kata pengagum Buya Hamka dan M. Natsir ini.
Sepulang dari Tanah Suci, Arifin Ilham langsung menghubungi perempuan yang hadir dalam mimpinya itu melalui telepon. Di telepon ia mengutarakan maksudnya mempersunting Yuni. Tanpa banyak basa-basi, bahkan disertai desakan, ia pun meminta agar jawaban atas lamarannya dapat diberikan esok paginya. "Malam itu di telepon saya sampaikan pada Yuni kalau saya mau melamar dan tolong ia memusyawarahkan dengan keluarga. Saya juga bilang kalau saya butuh jawaban sesudah salat Subuh esok pagi," Arifin Ilham mengulangi kata-katanya di telepon 5 tahun lalu.
Tanpa diduga, jauh sebelum Subuh atau malam itu juga sekitar pukul 23.00 WIB, ia sudah mendapat tanggapan. Jawabannya adalah setuju. Tentu saja hati Sarjana Hubungan Internasional itu berbunga-bunga. "Saya pikir, cuma saya yang tidak sabar memperoleh jawaban. Ternyata dia lebih tidak sabar ketimbang saya, hahaha," kata Arifin tergelak mengenang peristiwa malam itu.
Baca: Anak Arifin Ilham Gelagapan Saat Diminta Nikah di Usia 17 Tahun
Yuni tak perlu berlama-lama mempertimbangkan lamaran itu karena yakin sekali kalau Arifin adalah lelaki pilihan Tuhan yang didatangkan untuk mendampinginya sampai akhir hayat. "Haqqul yaqqin, saya percaya Allah SWT sudah menakdirkan Ustad Arifin Ilham sebagai jodoh saya," ujar Yuni. Untuk membuktikan niat baiknya itu, beberapa hari kemudian Arifin datang seorang diri menemui calon istri dan mertuanya untuk melamar secara resmi. Bahkan lebih gamblang lagi ia mengutarakan niatnya untuk menikah dengan Yuni pada 28 April 1998 atau tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1419 Hijriah.