Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

10 Gejala Perimenopause yang Perlu Diketahui

Memahami gejala-gejala perimenopause ini penting untuk mengelola transisi dengan baik dan membedakannya dari kondisi medis lain

5 Agustus 2024 | 05.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perimenopause adalah periode transisi alami tubuh menuju menopause yang menandai akhir masa reproduksi pada wanita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi ini biasanya dimulai pada usia 40-an, meskipun beberapa wanita mungkin mengalaminya lebih awal. Selama masa ini, kadar hormon estrogen dalam tubuh mengalami fluktuasi yang signifikan, menyebabkan berbagai gejala yang bisa sangat mengganggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Memahami gejala-gejala perimenopause ini penting untuk mengelola transisi dengan baik dan membedakannya dari kondisi medis lain yang mungkin memerlukan perhatian khusus.

  1. Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Perimenopause sering ditandai dengan perubahan siklus menstruasi. Anda mungkin mengalami waktu antar periode mens yang lebih panjang atau pendek, aliran menstruasi yang bervariasi, atau bahkan melewatkan beberapa periode.

Jika siklus menstruasi berubah secara signifikan selama tujuh hari atau lebih, ini bisa menjadi tanda awal perimenopause. Di akhir perimenopause, jeda antara periode menstruasi bisa mencapai 60 hari atau lebih. Perubahan ini merupakan tanda paling mencolok dari perimenopause.

  1. Hot Flashes

Hot flashes atau rasa panas mendadak adalah gejala umum perimenopause. Intensitas dan frekuensinya bervariasi antara individu. Hot flashes bisa terjadi kapan saja, bahkan tanpa dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

Dikutip dari Verywell Health, gejala ini sering menyebabkan masalah tidur, seperti keringat malam yang membuat Anda dan selimut basah. Selain hot flashes, masalah tidur dapat muncul bahkan tanpa gejala tersebut.

  1. Masalah Tidur

Gangguan tidur sering terjadi selama perimenopause akibat hot flashes, keringat malam, atau kecemasan. Masalah tidur ini bisa memperburuk perubahan suasana hati. Tidur yang terganggu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menambah beban emosional selama perimenopause.

  1. Perubahan Suasana Hati

Selama perimenopause, seorang wanita mungkin mengalami perubahan suasana hati seperti perubahan mood, mudah marah, atau risiko depresi yang meningkat. Gejala ini sering disebabkan oleh gangguan tidur terkait dengan hot flashes, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar perubahan hormon perimenopause.

  1. Masalah Vagina

Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan penurunan pelumasan dan elastisitas jaringan vagina, membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman atau bahkan menyakitkan. Rendahnya kadar estrogen juga dapat meningkatkan risiko infeksi urinari atau vaginal dan menyebabkan inkontinensia urin. Gejala ini dapat mengganggu aktivitas seksual.

  1. Penurunan Kesuburan

Dengan semakin tidak teraturnya ovulasi, kemungkinan wanita perimenopause untuk hamil menurun. Jika Anda tidak ingin hamil, gunakan kontrasepsi hingga Anda tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan.

  1. Perubahan Fungsi Seksual

Selama perimenopause, hasrat dan rangsangan seksual mungkin akan berubah. Meskipun demikian, jika sebelumnya aktivitas seksual Anda baik, kemungkinan besar itu akan terus bertahan selama perimenopause dan seterusnya. Banyak wanita mengalami penurunan minat terhadap seks, yang dapat menjadi masalah bagi mereka dan pasangan.

  1. Penurunan Fungsi Fisik

Dengan penurunan kadar estrogen, Anda mulai kehilangan massa tulang lebih cepat daripada menggantinya, meningkatkan risiko osteoporosis. Selain itu, banyak wanita mengalami kenaikan berat badan dan peningkatan lemak di area pinggang. Anda mungkin juga merasakan kulit menjadi kering dan elastisitasnya menurun, serta kerontokan rambut di kepala, sementara rambut di wajah bisa meningkat.

  1. Perubahan Kadar Kolesterol

Menurut Mayo Clinic, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan perubahan tidak menguntungkan pada kadar kolesterol darah, termasuk peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan penurunan HDL (kolesterol baik). Perubahan ini meningkatkan risiko penyakit jantung.

  1. Masalah Urinari

Masalah urinari seperti infeksi saluran kemih dan penurunan kontrol kandung kemih atau inkontinensia urin sering terjadi selama perimenopause. Anda mungkin merasakan “kebocoran” saat tertawa, berolahraga, atau menahan urine dalam waktu lama.

Mengetahui gejala perimenopause dan bagaimana cara mengelolanya dapat membantu Anda lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi dalam tubuh Anda. Jika Anda mengalami gejala yang mengganggu, konsultasikan dengan profesional medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus