Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Magelang - Udara dingin selalu menyelimuti Kota Magelang yang letaknya berada di antara Gunung Merapi dan Sumbing. Tak heran, wisatawan yang datang betah saat berkunjung ke Kota Sejuta Bunga ini. Terlebih, Magelang juga memiliki aneka kuliner khas yang menggugah selera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu kuliner khas Magelang yang cocok disantap wisatawan saat cuaca dingin adalah Wedang Ronde Miroso. Kedai yang berada di Jalan Medang Nomor 6A, Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah itu sudah berdiri lebih dari 60 tahun yang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Generasi kedua pendiri kedai Wedang Ronde Miroso, Hermien, 75 tahun mengatakan dirinya selalu menjaga resep dan bahan premium sehingga kualitasnya tidak pernah menurun. "Pendirinya ibu saya, Mien, sudah wafat pada 2021 di usianya ke 96, saat ini saya dan anak yang meneruskan," kata dia saat ditemui Tempo, Senin, 12 Juni 2023.
Bahan utama jahe, kacang dan tepung beras yang digunakan selalu ia pilih dan beli sendiri sejak usianya masih 10 tahun.
Selain ronde, Hermien mengatakan kedai itu memiliki menu andalan, yakni Sate Pisang yang menjadi idola para pembeli. "Itu adalah pisang kepok, yang direbus dan dibalut kuah saus dengan bumbu rahasia, rasanya manis dan gurih," kata dia.
Menurut Hermien, pelanggan sate pisang dan wedang ronde buatannya rerata adalah alumni Akademi Militer (Akmil) dan sejumlah pejabat negara. Bahkan Presiden pertama Soekarno selalu meminta ibunya untuk mengirim sate pisang ke Akmil saat ia berkunjung ke Magelang.
"Saat Presiden Soekarno ke Magelang, biasanya singgah di Akmil selalu diborong habis, kami mengirim ke sana, berlangsung puluhan tahun sampai beliau lengser," kata Hermien.
Tak hanya Bung Karno, Hermien mengatakan sejumlah public figure seperti Ananda Sukarlan, Putu Wijaya, Bondan Winarno hingga mantan Wapres Tri Sutrisno menjadi pelanggan tetapnya. "Pak Tri Sutrisno baru saja ke sini terakhir lebaran kemarin," kata dia.
Bukan hanya wedang ronde panas, Kedai Miroso menyediakan side menu yang tak kalah menarik, yakni es wedang ronde. Minuman dingin ini disajikan bukan dengan air jahe, melainkan air jeruk sehingga, anak-anak yang tidak suka pedasnya jahe tetap bisa menikmati wedang ronde.
"Kami juga menyediakan tahu bacem, lumpia, bakso biasa dan bakso mikung (mie kangkung) sebagai menu sampingnya," ujar Hermien.
Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam, satu porsi wedang ronde hanya dibanderol Rp 13.000, sedangkan sate pisangnya Rp 7.000. "Untuk mie kangkung dan bakso Rp 20.000, lumpia dan tahu bacem Rp 7.000," kata Hermien.
Seorang pengunjung yang tinggal di Batam, Inge (60) mengatakan Ronde Miroso selalu jadi andalannya saat pulang ke kampung halaman. "Dulu tinggal di Magelang, baru lima tahun ini ikut anak ke Batam, satu kuliner yang tidak pernah absen saat saya pulang adalah Ronde Miroso, karena ngangeni," ujarnya.
Terlebih, Inge mengaku belum pernah menemukan minuman serupa Ronde Miroso dan sate pisangnya di Batam. "Saya sampai sempat cari di sana, karena kangen sekali, tapi ternyata tidak ada, anak-anak saya juga suka," kata dia.
Inge begitu menggemari Ronde Miroso karena rasa manis dan hangatnya jahe berpadu selaras di tenggorokan dan lidah. Sate pisangnya pun tidak terlalu mengenyangkan namun pas menggoyang lidah.
"Tidak membuat tenggorokan serak, cocok diminum saat dingin, cucu yang tidak suka jahe bisa memilih es ronde, jadi setiap ke sini, semua keluarga bisa menikmati," kata Inge.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.