Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya – Kekayaan kuliner Indonesia dapat dilihat dari keragaman minuman tradisionalnya. Jika tak dilestarikan dan dikonsumsi, keberadaannya bisa terancam. Salah satu yang berpotensi punah lantaran mulai sedikit dikonsumsi generasi muda ialah wedang uwuh.
Wedang atau seduhan air panas telah turun temurun dinikmati sejak zaman kerajaan di pulau Jawa. Selain wedang kopi, wedang jahe, dan wedang teh, ada satu lagi wedang yang menjadi suguhan khas bagi raja-raja Jawa, yakni wedang uwuh.
Chef Bambang menjelaskan bahan-bahan untuk membuat wedang uwuh dan bir pletok. Rempah-rempah seperti kapulaga, pala, kayu manis, sereh, sampai serat kayu secang direbus hingga airnya berwarna ungu kemerahan layaknya red wine (TEMPO / ARTIKA FARMITA)
Wedang uwuh terbuat dari seduhan campuran berbagai macam rempah-rempah, mulai jahe, cengkeh, kapulaga, kayu manis, pala, sereh, dan serat kayu secang. “Wedang ini disebut uwuh karena penampakannya seperti sampah (uwuh, dalam bahasa Jawa),” ujar praktisi kuliner nusantara Bambang Nurianto saat jumpa pers di Surabaya, Senin, 26 Maret 2018.
Baca juga:
5 Fakta Tato Seperti yang Dimiliki Nikita Mirzani, Amankah?
Berkeringat Saat Tidur, Karena Gairah atau Seprai? Tilik Sebabnya
Seo Minwoo Meninggal karena Henti Jantung, Intip Gejalanya
Raja-raja Jawa meracik minuman untuk disuguhkan dan diminum dalam jamuan bersama petinggi kolonial Belanda. Lantaran beragama Islam, mereka tak bisa ikut minum wine. “Tapi agar tidak kehilangan muka, mereka tetap ikut bersulang tapi meminum wedang uwuh yang diberi nama anggur Jawa,” tutur dia.
Untuk menyiasati wujud anggur Jawa agar mirip minuman beralkohol, berbagai rempah-rempah direbus bersama jahe yang sudah dikupas dulu dan batang sereh yang dikeprek. Tujuannya agar aromanya menyeruak dan airnya berwarna merah keunguan seperti red wine sungguhan.
Wedang Uwuh dan Bir Peltok (TEMPO / ARTIKA FARMITA)
Bambang menuturkan, selain anggur Jawa, raja-raja zaman dahulu juga meminum bir. Sama dengan anggur Jawa, bir Jawa atau yang jamak disebut bir pletok itu sama sekali tak mengandung alkohol.
Jika wine Jawa atau wedang uwuh berwarna merah, bir Jawa berwarna kuning. Warna kuning bisa muncul setelah wine Jawa ditambahkan irisan jeruk nipis. Rasa dan warnanya langsung berubah menjadi kuning persis bir. “Inilah namanya bir pletok yang digunakan menjamu kolonial supaya raja kita tidak perlu malu ikut minum bir,” ujar Bambang tentang kuliner Indoneisa yang hampir punah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini