Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berteman dengan mantan. Apakah keinginan itu murni dari diri sendiri atau desakan dari teman-teman yang sama dari Anda dan pasangan? Memahami keinginan sebenarnya akan membantu memastikan persahabatan yang sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pastikan juga Anda berdua telah move on secara emosional dan sanggup untuk bertemu tanpa konteks romantis. Batasan yang jelas dan komunikasi terbuka sangat penting. Pertimbangkan apakah pertemanan akan membawa hal positif atau hanya akan membuka lagi luka lama. Ingat, tak masalah bila Anda butuh waktu dan ingin memprioritaskan kebahagiaan dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berapa lama harus menunggu setelah putus cinta?
Butuh waktu untuk berteman dengan mantan pacar. Lamanya bervariasi pada setiap orang, tergantung penyebab perpisahan dan proses pemulihan diri. Penting untuk memberi diri waktu untuk bersedih dan memproses sepenuhnya hubungan yang telah berakhir.
Menjalin persahabatan dengan mantan pacar terlalu cepat bisa menghalangi keinginan Anda untuk melanjutkan hidup dan memicu ketidakpastian emosional dan kesedihan. Waktu yang dianjurkan adalah bila Anda sudah mampu berpikir soal mantan tanpa emosi kuat, positif atau negatif. Mungkin butuh waktu berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi.
Prioritaskan kesehatan fisik dan mental, pastikan Anda berdua sudah siap untuk menjalani transisi ke dalam hubungan platonik yang sehat. Penting untuk mendengarkan suara hati dan melakukan hal-hal yang menurut Anda baik.
Kapan boleh berteman dengan mantan pacar?
-Ada keputusan bersama: Kedua pihak benar-benar ingin menjaga pertemanan dan membuatnya berjalan lancar.
-Ada kedekatan emosional: Anda berdua telah melewati proses putus cinta dan tak ada lagi perasaan yang tersisa.
-Tetapkan batasan: Anda berdua menetapkan batasan dan menghormatinya untuk mencegah kesalahpahaman dan tekanan emosional.
-Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai perasaan dan harapan masing-masing sebagai bagian dari interaksi rutin.
-Hormati hubungan yang baru: Hormati pasangan baru masing-masing.
-Interaksi positif: Interaksi Anda kebanyakan positif, suportif, dan bebas dari konflik masa lalu.
-Kehidupan yang mandiri: Masing-masing punya kehidupan pribadi yang tak terkait pertemanan. Demikian dilansir dari PinkVilla.