Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendaki gunung memang menjadi kegiatan yang memacu adrenalin tapi menyenangkan. Namun di balik itu semua, kegiatan ini memiliki risiko besar apalagi bagi pendaki pemula. Salah satu risiko yang sering dialami pendaki adalah tersesat di gunung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhammad Rifky Maulana, pemilik Tiga Dewa Adventure, memberikan beberapa tips penting yang harus diperhatikan oleh para pendaki ketika tersesat. Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kunci utama adalah jangan panik. Saat kita panik, pikiran tidak bisa bekerja secara jernih dan kita tidak bisa menganalisis apa yang seharusnya dilakukan ke depan,” ujar Rifky saat dihubungi Tempo.co, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakuka ketika tersesat di gunung.
1. Jangan Panik dan Pikirkan Rencana Selanjutnya
Saat tersesat, wajar jika muncul rasa takut dan panik. Namun, penting untuk tetap tenang agar bisa berpikir jernih. Pikiran yang tenang akan membantu menganalisis kondisi sekitar. Rifky menyarankan untuk berhenti sejenak, menenangkan diri, lalu mulai mempertimbangkan langkah berikutnya.
“Ketika kita sudah berpikir, otomatis kita bisa menganalisis keadaan sekitar dan mempertimbangkan apa yang harus dilakukan selanjutnya,” kata Rifky.
2. Gunakan Metode STOP (Stop, Think, Observe, Plan)
Setelah berhasil menenangkan diri, gunakan metode STOP yang berarti berhenti, berpikir, mengamati, dan merencanakan.
“Metode ini sangat penting karena membantu kita untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Hentikan perjalanan sejenak, berpikir dan menganalisis situasi sebelum mengambil langkah,” kata Rifky.
Langkah ini juga membantu pendaki untuk menghindari kesalahan besar seperti memilih jalur yang salah atau semakin tersesat.
3. Hemat Energi dan Cek Perbekalan
Salah satu hal terpenting dalam situasi tersesat adalah menghemat energi. Rifky menjelaskan bahwa penting bagi pendaki untuk mengenali batas kemampuan fisik mereka.
“Jika merasa lelah, jangan ragu untuk beristirahat. Hemat energi, dan cek juga perbekalan yang masih tersisa, baik makanan maupun minuman,” katanya.
Ia juga mengatakan, persiapan yang matang sebelum pendakian juga penting, mulai dari persiapan fisik hingga peralatan dan logistik yang dibawa.
4. Buat Tanda di Sepanjang Perjalanan
Jika merasa sudah benar-benar tersesat, langkah selanjutnya adalah membuat tanda di sepanjang perjalanan. Ini akan membantu tim penyelamat atau tim SAR untuk melacak jejak pendaki yang hilang.
“Pendaki bisa membuat tanda dengan ranting-ranting, batu, atau bahkan kain yang dibawa. Tanda ini akan sangat berguna dalam proses pencarian,” kata Rifky.
Ia juga menyarankan membawa alat seperti peluit juga sangat direkomendasikan karena bisa digunakan untuk meminta bantuan.
5. Gunakan Navigasi dengan Kompas atau Aplikasi
Pendaki yang tersesat juga bisa mencoba menemukan jalur yang benar dengan bantuan alat navigasi seperti kompas atau aplikasi GPS yang tersedia di ponsel. Rifky menyarankan untuk mengenal medan pendakian terlebih dahulu, termasuk memahami peta jalur pendakian. Jika merasa ragu dengan jalur yang dipilih, sebaiknya kembali ke titik awal yang sudah ditandai sebelumnya.
6. Jika Terpaksa Bermalam, Buat Hunian Sementara
Dalam situasi darurat di mana pendaki belum ditemukan oleh tim penyelamat dan harus bermalam, Rifky menyarankan untuk membuat hunian sementara atau bivak.
“Pastikan tempatnya aman dari angin kencang atau hujan. Cari daerah yang terlindung, seperti di balik batu besar atau di bawah pohon yang rimbun,” ujar Rifky.
Selain itu, pastikan tubuh tetap hangat dengan menggunakan pakaian berlapis agar tidak terkena hipotermia.
7. Persiapan yang Matang Sebelum Mendaki
Sebelum pendakian, pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu tentang kondisi gunung, cuaca, serta jalur pendakian. Bawalah perbekalan yang cukup, pakaian yang memadai, dan perlengkapan darurat seperti P3K, kompas, peta, serta alat komunikasi.
“Riset dan persiapan adalah kunci keselamatan pendaki. Jangan pernah sungkan untuk bertanya sebelum dan ketika sudah dilapangan,” tutup Rifky.
Tetap tenang, berpikir jernih, dan melakukan langkah-langkah yang tepat dapat membuat perbedaan besar antara selamat atau tidak dalam situasi darurat saat mendaki gunung.
PUTRI ANI