Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melalui Instagram pribadinya @rahmat_shah23, Rahmat Shah mengunggah momen ulang tahun putrinya yang mendapatkan banyak kiriman kue di rumah. Bukan banyaknya kue yang menarik dari unggahan foto tersebut, melainkan caption dalam unggahannya. Caption-nya seakan-akan sebuah kode bahwa sang putri, Raline Shah sebentar lagi akan meninggalkan masa lajangnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hut Raline ke-38 tahun. Tetap mohon doa dan dukungan dari kita semua saudara dan sahabat, semoga lancar harapannya agar Raline insyaAllah akan segera mengakhiri masa kesendiriannya, Aamiin," demikian tulis Rahmat Shah di caption Instagramnya pada 8 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, dalam bagian komentar di unggahan yang sama, Rahmat menjelaskan bahwa Raline sudah memiliki calonnya. Saat ini, keluarga dari kedua belah pihak sedang mencari waktu acaranya agar bisa dilangsungkan segera.
Profil Rahmat Shah
Dr H. Rahmat Shah lahir pada 23 Oktober 1950 adalah seorang pengusaha, filantropis, konservasionis, diplomat, dan politisi Indonesia. Ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di Perdagangan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara Sejak kecil, ia menjadi anak yang aktif dan banyak mengikuti aktivitas di luar rumah. Kesukaannya terhadap hewan-hewan langka dan berbisa telah terlihat sejak kecil. Lalu, ketika memasuki masa remaja, ia bekerja sebagai asisten tukang reparasi di bengkel mobil keluarganya di Medan pada 1965-1970.
Pada 1970-an, Rahmat bertemu dengan Surya Paloh, pengusaha sukses di Medan sekaligus pendiri beberapa perusahaan media Indonesia, seperti harian Media Indonesia dan MetroTV. Surya pun merekrut Rahmat sebagai manajer bengkel di PT Ika Diesel, satu-satunya perusahaan distributor kendaraan merk Ford Indonesia kala itu. Sepuluh tahun kemudian, Rahmat berhasil mendirikan PT Unitwin Indonesia, perusahaan dalam bidang pertanian, pengembangan properti, dan ekspor impor.
Rahmat juga mendirikan PT Wiraco bersama Jenderal Widjojo Soejono, mantan Kepala Staf Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Widodo Budidarmo, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). PT Wiraco merupakan distributor peralatan berbagai perusahaan besar di Indonesia. Masih belum puas, ia pun meremajakan PT Unitwin Indonesia dan mengembangkan Cemara Hijau, kompleks perumahan di Medan, seperti dikutip p2k.stekom.ac.id.
Atas ketertarikannya terhadap hewan sejak kecil, Rahmat pun menyalurkannya ke museum dan kebun binatang yang dikelolanya. Ia menjadi salah satu pendiri museum margasatwa Rahmat International Wildlife Museum and Gallery di Medan, Sumatra Utara. Kemudian, pada 1996, ia mengambil alih kebun binatang terbesar di Sumatra Utara yang berlokasi di Pematang Siantar.
Tak hanya bergulat dalam dunia bisnis saja, Rahmat juga mengembangkan kariernya dalam dunia politik. Pada 1995, ia diangkat menjadi Konsul Jenderal Kehormatan dari Konsulat Turki untuk Sumatra. Ia pun mengawali karier politiknya dengan bergabung menjadi bagian dari Partai Golkar. Namun, pada 1999, ia keluar dari Partai Golkar dan menyatakan dirinya netral. Pada 1999-2004, ia memegang jabatan sebagai anggota MPR perwakilan Sumatra Utara yang bergabung dengan PPP. Kemudian, pada 2009-2014, ia terpilih sebagai salah satu wakil Sumatra Utara di DPR.
Di sisi lain, Rahmat Shah memiliki hobi berjelajah dan berburu. Bahkan, ia telah menjelajahi berbagai hutan di Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Australia, dan beberapa negara Afrika. Rahmat juga merupakan orang Indonesia pertama yang dianugerahi African Big Five Grand Slam Award.
Ia juga menerima The International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, World Hunting Award, beberapa Gold Awards, dan ditunjuk menjadi Master Measurer untuk Safari Club International. Pada 2020, ia dinobatkan sebagai Bintang Mahaputera Nararya atas pengabdiannya kepada negara.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.