Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 23 Juli 1965 momentum kelahiran gitaris band rock asal Amerika Serikat Guns N' Roses, Slash. Bernama asli Saul Hudson, dia dibesarkan di Los Angeles dan mulai belajar bermain gitar saat remaja. Di tengah kepopulerannya sebagai gitaris terbaik dunia, Slash ternyata menyimpan kisah hidup menarik yang jarang diketahui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam Majalah Metal Hammer Edisi Februari 1995, dikabarkan bahwa Slash sempat meninggal dunia selama delapan menit. Peristiwa tak biasa yang dialaminya itu terjadi di sebuah hotel San Francisco pada awal 1990-an saat ia sedang melakoni tur dengan band.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika sedang beristirahat di kamarnya, Slash mengalami overdosis campuran mematikan dari kokain dan heroin, speedball. Akibatnya, pria yang saat ini berusia 57 tahun itu mengalami serangan jantung. Selama delapan menit, jantungnya telah berhenti berdetak, tidak bernapas, dan oleh pekerja hotel dinyatakan meninggal dunia.
Matt Sorum, drummer band saat itu yang mendengar kabar meninggalnya Slash bergegas memanggil ambulans. Entah jenis mukjizat apa yang menghampiri, beruntung ia hidup kembali. “Saya ingat semuanya hingga saat itu. Saya melihat diri saya sebagai orang yang sangat diberkati karena seharusnya sebaliknya,” kata Slash dikutip dari mirror.co.uk.
Gaya hidup Slash kala itu memang sangat lekat dengan pecandu alkohol, heroin, dan berbagai jenis obat terlarang lainnya, sebagaimana dilansir dari Metal Castle. Kebiasaan buruk itu bermula saat kedua orang tuanya yang bercerai tahun 1974. Slash kemudian mengabaikan sekolah dan terlibat dalam penyalahgunaan zat terlarang.
Atas kejadian itulah, Slash memutuskan berhenti menjadi pecandu narkoba, alkohol, dan heroin. Berdasarkan sumber, musisi kenamaan itu mengatakan bahwa dia harus menerima kenyataan itu. Menurutnya, orang mengira bahwa mabuk itu kreativitas, tetapi mereka salah.
“Saya benar-benar menerimanya dan saya keluar dari sana dengan sangat bahagia dan semua energi yang saya gunakan untuk menghancurkan diri sendiri saya gunakan sepenuhnya dalam bermusik. Saya pasti beruntung,” ujar Slash dalam wawancaranya dengan Belfast Live.
HARIS SETYAWAN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.