Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Pulau Sentinel Utara Tak Boleh Dikunjungi Siapa pun

Pulau Sentinel Utara salah kawasan yang terisolasi dan cagar suku di India

8 April 2025 | 05.00 WIB

Suku Sentinel tinggal di Pulau Sentinel Utara yang terletak di Samudra Hindia. Pulau yang memiliki luas 60 km persegi, sekitar 1.200 km dari daratan India. Pulau itu menjadi milik india sejak 1947, tapi diakui sebagai negara bagian yang berdaulat. movingshoe.com
Perbesar
Suku Sentinel tinggal di Pulau Sentinel Utara yang terletak di Samudra Hindia. Pulau yang memiliki luas 60 km persegi, sekitar 1.200 km dari daratan India. Pulau itu menjadi milik india sejak 1947, tapi diakui sebagai negara bagian yang berdaulat. movingshoe.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Sentinel Utara terletak di perairan Teluk Benggala. Letaknya tersembunyi, pulau ini adalah hamparan hutan lebat di kepulauan Andaman dan Nicobar, India. Terdengar misterius karena pulau ini memang tidak boleh dikunjungi orang lain. Namun baru-baru ini seorang turis dari Amerika Serikat ditangkap kepolosian karena diduga menginjakkan kaki dan berinteraksi dengan penduduk pulau itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Turis bernama Mykhailo Viktorovych Polyakov itu dilaporkan sempat merekam kunjungan singkatnya dengan kamera GoPro dan meninggalkan sekaleng Coca-Cola serta sebutir kelapa di tepi pulau pada 29 Maret 2025. Pria berusia 24 tahun itu juga  mencoba melakukan kontak dengan meniup peluit. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seorang nelayan dalam perjalanan pulang ke pulau terdekat melihat Polyakov  melaporkannya kepada polisi. Akibat tindakannya itu, polisi menyita perahu yang digunakannya untuk pergi ke pulau itu, termasuk telepon seluler dan kameranya. Dari penyelidikan polisi sementara diketahui bahwa pria itu sudah merencanakan perjalanannya ke Pulau Sentinel Utara sejak lama, dan alasannya karena dia menyukai petulangan. 

Tindakan Polyakov mendapat kritik tajam dari Survival International, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk melindungi hak-hak masyarakat Pribumi. Menurut organiasi itu tidak hanya membahayakan individu yang terlibat tetapi juga membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup suku yang terisolasi, apalagi mereka rentan terhadap penyakit dari luar. 

Pulau Sentinel Utara tempat tinggal suku Sentinel

Pulau Sentinel Utara merupakan tempat tinggal Suku Sentinel, salah satu suku terakhir yang terisolasi di dunia. Pemerintah India pun memberlakukan larangan ketat terhadap pengunjung dari luar pulau peninggalan hidup masa lalu umat manusia itu. Secara historis, tidak banyak yang kembali dengan selamat saat mengunjungi pulau itu, kecuali sekelompok ilmuwan India yang sangat beruntung di awal tahun 90-an.

Diperkirakan penduduk yang tinggal di pulau itu kurang dari 500 orang, seperti dilansir dari Times of India. Mereka hidup tanpa mengetahui seperti apa dunia di luar pulau mereka. Jadi bagi suku Sentinel pulau itu adalah dunia mereka.  

Suku Sentinel telah hidup benar-benar terisolasi dari dunia luar selama sekitar 60 ribu tahun. Sebab itu mereka terlindung dari penyakit, seperti flu atau campak sangat rentan. Seperti saat ekspedisi Inggris tahun 1880, ada penduduk pulau yang diculik jatuh sakit dan meninggal di Port Blair. Hal tersebut menunjukkan potensi yang menghancurkan dari kontak dengan pihak luar.

Seorang pengunjung yang terkena flu dapat menimbulkan wabah penyakit dan mengancam kelangsungan hidup suku tersebut. Sebab itu, ada larangan untuk menjaga pulau itu dari kunjungan orang luar. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Perlindungan Suku Aborigin Kepulauan Andaman dan Nicobar tahun 1956. Di mana dalam peraturan itu memprioritaskan kelangsungan hidup mereka dengan menjaga jarak orang luar setidaknya lima mil dari laut.

Suku Sentinel juga berusaha untuk menolak penyusup dengan kekuatan yang mematikan. Dengan berbekal busur, anak panah, dan tombak, mereka menyerang kapal, helikopter, dan orang yang berani menerobos pantai mereka. Di tahun 2006, dua nelayan yang kapalnya hanyut terlalu dekat tewas, dan pada tahun 2018, misionaris Amerika John Allen Chau mengalami nasib serupa setelah secara ilegal mencoba melakukan misi penyebaran agama. 

TIMES OF INDIA | USA TODAY

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus