Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Berbaring di Pantai Bidadari Ranau, Sembari Mengenang Kisah Pesawat Catalina TNI AU

Layaknya pantai pada umumnya, di pantai Bidadari juga terdapat hamparan pasir putih untuk arena bermain bola, tempat berbaring dan berjemur

19 Juni 2024 | 19.04 WIB

Pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau menjadi salah satu destinasi wisata keluarga. Di sekitar objek wisata ini dulu tempat take off dan landing nya pesawat amphibius Catalina TNI AU. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perbesar
Pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau menjadi salah satu destinasi wisata keluarga. Di sekitar objek wisata ini dulu tempat take off dan landing nya pesawat amphibius Catalina TNI AU. TEMPO/Parliza Hendrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palembang - Healing asik kali ini agak lain dari biasanya. Kalau selama ini berlibur di pantai dengan air asinnya, sekali waktu berlibur ke pinggir pantai dengan air tawar. Ya, itulah sensasi yang akan didapat saat berlibur ke pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan atau OKUS, Sumatera Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Layaknya pantai pada umumnya, di pantai Bidadari juga terdapat hamparan pasir putih untuk arena bermain bola, tempat berbaring dan berjemur hingga santap siang bersama keluarga di atasnya. Sensasi inilah yang sempat dirasakan oleh Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) atau DanLanud SMH-Palembang, Kolonel Penerbang Rizaldy Efranza beberapa waktu yang lalu. "Pantainya cukup landai yang menghadap langsung ke gunung seminung," kata Rizaldy, Selasa, 18 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau menjadi salah satu destinasi wisata keluarga. Di sekitar objek wisata ini dulu tempat take off dan landing nya pesawat amphibius Catalina TNI AU. TEMPO/Parliza Hendrawan

Kisah Catalina di Danau Ranau

Pada era tahun 1970-an, TNI AU memiliki pesawat amphibius yang bernama Catalina. Pesawat tersebut kerap take off dan landing di atas danau Ranau dalam menjalankan misinya. Atas hal itu, kemudian TNI AU menjadi pemilik sekitar 7 hektar lahan yang ada disekitar pantai Bidadari. "Sekarang kita kelola sebagai tempat pariwisata dengan pendekatan yang sangat humanis dimana tiket masuknya hanya Rp2000," ujar Danlanud.

Menurut Danlanud, di pantai Bidadari bukan semata mencari keuntungan akan tetapi ada ikhtiar untuk menjaga aset negara agar tidak hilang dan perjualbelikan oleh pihak lain. Karena bukan tidak mungkin dalam waktu yang tak lama lagi di danau Ranau bakal kembali digunakan sebagai tempat take off dan landing pesawat sejenis Catalina dalam misi memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

Delapan jam perjalanan dari Palembang

Beberapa waktu yang lalu TEMPO sempat merasakan sensasi mandi di Pantai Bidadari. Dari kota Palembang membutuhkan waktu sekitar 8 jam berkendara, dengan kecepatan 50 hingga 70 kilometer per jam, karena banyak jalan berlubang dan belum beraspal di beberapa titik.

Seperti pantai di tepian laut lepas, pantai Panjang di Bengkulu atau pantai Pasir Padi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, pantai Bidadari juga berpasir pantai dan pasir gunung kuning kecokelatan. Uniknya lagi, sebagian Pantai Bidadari diteduhi oleh pohon kelapa dan rumpun bambu. Bahkan hanya berbatasan dengan sawah dan kebun kopi milik warga setempat. 

Sawah dan pohon kelapa menambah keindahan Pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau, OKU Selatan. Di sekitar objek wisata ini dulu tempat take off dan landing nya pesawat amphibius Catalina TNI AU. TEMPO/Parliza Hendrawan

Sesampainya di sana, kami rasa penasaran pantai berpasir dengan bermain di tepian danau. Beberapa pengunjung bermain bola di lapangan berpasir agak kasar itu. Sementara yang lainnya terlihat asik ber-swafoto di atas pondok dan juga bangku pembaringan yang terbuat dari bambu. 

Tidak ada sama sekali rasa takut akan hantaman ombak karena memang di pagi itu, air danau sedang tenang. Selain itu, kawasan untuk pengunjung tersebut bukan termasuk jalur perahu dan kapal nelayan sehingga ombaknya hampir tidak tampak. 

Sarana transportasi dan akomodasi

Jarak antara kota Palembang - Danau Ranau sekitar 343 kilomter. Pada perjalanan kali ini, kami mengunakan jalan lintas Komering mulai dari kota Palembang-Indralaya-Kayuagung-Simpang Talang Pangeran-Martapura-Muara Dua-Simpang Sender-Danau Ranau selama 8 jam. Sedangkan rute lainnya dari Palembang-Indralaya-Prabumulih-Beringin-Baturaja-Martapura-Muara Dua-Simpang Sender-Danau Ranau, diperlukan waktu 9-10 jam pada kondisi jalanan normal. 

Sedangkan dari Kota Bandara Lampung dapat menggunakan lintas dari Bukit Kemuning-Liwa-Krui-Danau Ranau. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 6 jam 30 menit.

Pantai Bidadari di pinggiran Danau Ranau menjadi salah satu destinasi wisata keluarga. Di sekitar objek wisata ini dulu tempat take off dan landing nya pesawat amphibius Catalina TNI AU. TEMPO/Parliza Hendrawan

Selain menggunakan kendaraan pribadi, biasanya wisatawan dapat menggunakan jasa bus carter atau angkutan umum yang disebut travel.  Di Palembang, angkutan umum tersebut dapat dijumpai di titik pemberangkatan di jalan kolonel Atmo atau di kawasan pangkal Jembatan Ampera bagian Ulu.

Sedangkan untuk sarana akomodasi, di sekitar terdapat cukup banyak penginapan. Salah satunya mess atau juga dikenal sebagai Serasan Seandanan, Wisma PT. Pusri, Hotel seminung Permai, Puri Azzura, Hotel Permata dan masih banyak lagi. Harga hotel juga beragam tergantung dengan fasilitas yang tersedia. 

Destinasi lainnya

Danau Ranau tercatat sebagai danau terbesar kedua di Sumatra setelah Danau Toba. Danau ini terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatra Selatan. Terletak pada posisi koordinat 4°51′45″ lintang selatan dan 103°55′50″ bujur timur, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar.  Secara geografis topografi, danau yang terkenal tempat nelayan mencari ikan mujair, kepor, kepiat dan harongan itu, terletak di perbukitan yang berlembah sehingga cuacanya cukup sejuk.  

Selain Danau Ranau, di OKU Selatan ini, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam lainnya seperti Air Terjun Subik Tuha, arum jeram Sungai Selabung, Candi, Gunung Seminung. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus