Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyuka traveling harus bersiap mengeluarkan uang lebih banyak tahun depan karena biaya liburan akan bertambah besar. Bukan hanya karena inflasi yang menyebabkan harga melambung, ada sejumlah alasan lain yang membuat hal tersebut terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporan tren perjalanan 2025 The Points Guy yang dirilis baru-baru ini, para pelancong sangat antusias menjelajahi sudut-sudut dunia yang baru dan mengeksplorasi minat dan hasrat mereka. Meski tempat-tempat yang dituju tidak populer, bukan berarti biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Perjalanan diperkirakan akan lebih mahal tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anehnya, biaya mahal ini bukan karena tiket pesawat. "Harga tiket pesawat sebenarnya akan tetap stabil di awal tahun," kata pendiri The Points Guy Brian Kelly kepada Good Morning America, seperti dikutip New York Post, Selasa,10 Desember 2024.
“Orang-orang tidak perlu mempertimbangkan biaya tiket pesawat saat merencanakan biaya perjalanan penuh,” ungkap Kelly. “Penginapan telah meningkat drastis.”
Harga Penginapan Melonjak
Laporan Points Guy menemukan bahwa penginapan telah melonjak 10 persen sejak 2019 sementara tiket pesawat secara global sebenarnya telah turun 6 persen selama kurun waktu tersebut.
Namun, hampir setiap aspek perjalanan lainnya telah meningkat karena inflasi mendorong kenaikan biaya di beberapa daerah. Biaya perjalanan secara umum pun lebih tinggi daripada sebelum pandemi COVID-19, menurut Statista. Sekitar 31 persen orang mengatakan bahwa bepergian tahun ini terlalu mahal, naik dari 24 persen pada 2023, menurut survei perjalanan musim panas Deloitte 2024.
Liburan Lebih Lama
Namun, para pelancong melakukan lebih banyak perjalanan dan menghabiskan lebih banyak uang untuk perjalanan tersebut sepanjang tahun. Mereka juga berlibur lebih lama.
Rata-rata lama perjalanan melonjak dari 4,5 hari pada 2020 menjadi 5,5 hari pada 2024. Ditambah lagi, mereka yang memesan perjalanan ke Eropa atau Afrika tinggal dua hingga tiga hari lebih lama.
Perjalanan Lebih Jauh
Selain itu, banyak orang yang menempuh penerbangan jarak jauh, khususnya Gen Z dan milenial. Mereka yang berusia 18 hingga 41 tahun cenderung memesan penerbangan internasional semudah memesan penerbangan domestik, hal yang tidak berlaku bagi orang tua mereka. Mereka juga suka mencari pengalaman autentik tetapi tidak ingin susah.
Hampir setengah dari Gen Z mengakui bahwa mereka lebih suka menghemat uang untuk penerbangan, seperti memesan tiket dengan persinggahan, saat liburan Namun, wisatawan juga pelru berhati-hati memesan tiket penerbangan murah karena tingkat kecelakaan, penundaan, dan pembatalan yang lebih tinggi.