Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Cerita Andien di Balik Album Metamorfosa

Ada banyak kisah di balik penciptaan lagu-lagu dalam album musik terbarunya Andien yang bernama Metamorfosa

5 Oktober 2017 | 17.46 WIB

Penyanyi Andien Aisyah menyanyikan lagu terbarunya berjudul Biru saat peluncuran album bertajuk Andien Metamorfosa di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 04 Oktober 2017.Sebanyak 11 lagu dihadirkan dalam album terbarunya dengan kental nuansa jazz diantaranya
Perbesar
Penyanyi Andien Aisyah menyanyikan lagu terbarunya berjudul Biru saat peluncuran album bertajuk Andien Metamorfosa di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 04 Oktober 2017.Sebanyak 11 lagu dihadirkan dalam album terbarunya dengan kental nuansa jazz diantaranya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Andien meluncurkan album terbarunya bertajuk Metamorfosa pada Rabu, 4 Oktober 2017. Album itu diproduksi selama masa kehamilan Andien hingga melahirkan seorang anak laki-laki bernama Anaku Askara Biru atau dipanggil Kawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Inspirasinya dari motherhood karena bikinnya memang dari awal hamil. Jadi, mau enggak mau selama prosesnya memang lagi mengandung," kata Andien saat peluncuran album di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mulanya, Andien menginginkan album Metamorfosa rilis pada awal 2016. Namun, lanjut Andien, banyak yang terjadi sepanjang 2016, terutama faktor kehamilan, sehingga peluncuran album harus ditunda.

Dari proses produksi hingga pengemasan compact disc (CD), Metamorfosa digarap sekitar satu tahun lamanya. Padahal, awalnya Andien berpikir menyelesaikan tahap rekaman saat kandungannya berumur enam bulan.

"Ternyata aku rekaman sampai sembilan bulan bahkan setelah 40 hari aku melahirkan, aku bawa Kawa ke studio rekaman lagi," jelas Andien.

Dalam album ini, Andien melibatkan beberapa musisi untuk menciptakan lagu. Misalnya, lagu Belahan Jantungku yang dibuat penyanyi Tulus.

Lagu itu ditulis ketika Andien mengandung delapan bulan. Ceritanya, Tulus meminta waktu 15 menit untuk menulis Belahan Jantungku di kamar Andien seorang diri.

Tak hanya itu, Anindyo Baskoro atau dikenal Nino RAN ini pun turut melahirkan Pelita. Lagu ini dibuat dengan memasukkan nama Kawa di dalamnya.

"Waktu itu Kawa belum lahir tapi udah ada namanya. Terus aku minta lagu ke Nono. Dia ngulik gimana caranya masukin nama Kawa dalam lirik lagu dan itu jenius sekali," tuturnya.

Andien tak mau ketinggalan. Ia juga ingin menciptakan lagu yang berhubungan dengan anak pertamanya itu. Alhasil, Andien menulis lagu Askara yang menceritakan ihwal gentle birth. Andien menyebutnya sebagai kisah kelahiran yang lembut.

Produser Nikita Dompas menuturkan, Metamorfosa ingin menegaskan kembali seperti apa aliran musik Andien. Andien pun berujar ingin melantunkan lagu yang menunjukkan suasana tenang, damai, dan nyaman.

"Ingin menegaskan Andien adalah penyanyi yang root-nya seperti apa. Delapan puluh persen bisa dengerin jazz di dalamnya (Metamorfosa)," kata Nikita.

Album Metamorfosa terdiri dari 11 lagu yang didominasi dengan genre jazz. Lagu-lagu itu, di antaranya Macapat Kinanti, Belahan Jantungku, Halo Sayangku, Indahnya Dunia, Metamorfosa, Biru, Pelita, Askara, Warna-Warna, Belahan Jantungku, dan Tak Lelo Lelo Ledung.

LANI DIANA

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus