Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung di Jawa Timur dengan pemandangan hijau yang indah dan banyak diminati masyarakat. Gunung ini cocok dikunjungi, terutama bagi Anda pendaki pemula yang menginginkan jalur menantang tetapi dengan ketinggian yang tidak seberapa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung Penanggungan terletak sekitar 40 kilometer di sebelah barat daya Kota Surabaya. Secara administratif, Gunung Penanggungan berada dalam wilayah dua kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Sebagian besarnya, bagian barat, terletak di Kabupaten Mojokerto, lalu sebagian lagi, bagian timurnya, berada di Kabupaten Pasuruan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung ini merupakan sebuah kesatuan kawasan dataran tinggi dengan sembilan puncak ketinggian yang berbeda-beda. Puncak tertinggi, 1.653 m dari permukaan laut, merupakan puncak Gunung Penanggungan itu sendiri, atau yang akrab disebut Puncak Pawitra.
Sedangkan, empat puncak lain di bawahnya diwakili oleh bukit-bukit yang mengeliling Gunung Penanggungan, yaitu Gajahmungkur (1.087 m), Bekel (1.238 m), Kemuncup (1.227 m) dan Sarahklopo (1.275 m). Sementara sisanya, adalah empat puncak yang lebih rendah lagi dari bukit-bukit Semodo (719 m), Wangi (987 m), Bende (927) dan Jambe (747 m).
Dilansir dari laman Kemdikbud RI, dibandingkan dengan gunung-gunung lain di dekatnya, yakni Gunung Welirang (3.156 m), Gunung Anjasmoro (3.339 m) dan Gunung Arjuno (2.277 m), Gunung Penanggungan memang gunung yang memiliki ketinggian puncak paling rendah. Simak alur pendakian Gunung Penanggungan berikut.
5 Rute Jalur Pendakian ke Gunung Penanggungan
Dalam perjalanan mendaki ke Gunung Penanggungan, Anda bisa memilih lima jalur berikut.
Pendakian via Tamiajeng
Jalur pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng adalah jalur resmi paling populer, karena waktu pendakiannya cukup singkat. Jalur Pendakian Gunung Penanggungan memiliki 4 pos sebelum sampai di puncak bayangan. Jarak antar tiap pos tidak terlalu jauh, dengan trek menanjak konstan.
Setelah loket pendakian, jalur berbatu akan Anda lewati hingga Pos 1. Jalur pendakian yang landai dan teduh akan Anda lalui hingga ke pos 2. Setelah dari pos 2, trek tanah padat mulai menanjak. Dari sini pendakian mulai terasa melelahkan, ditambah minimnya bonus alias area datar di sepanjang jalur. Tanjakan ke Pos 3 masih terbilang ramah dan stabil. Jarak pos 2 dan Pos 3 terbilang dekat tapi terasa lama karena full tracking.
Jalurnya semakin menanjak saat menuju Pos 4. Setelah Pos 4, jalur pendakian Gunung Penanggungan semakin menanjak berbelok-belok. Trek dari pos 4 menuju puncak bayangan sangat berdebu di musim kemarau dan licin di musim hujan. Dibutuhkan waktu 2 jam trekking normal dari basecamp sampai di puncak bayangan jika tidak terlalu banyak berhenti atau istirahat.
Pendakian via Jolotundo
Candi Bayi merupakan candi pertama yang ditemui. Candi ini berada di sebelah kanan jalur pendakian dan tinggal runtuhan bebatuan. Setelah melewati sungai mati, dilanjutkan dengan jalur menanjak menembus hutan yang lumayan rapat, tetapi banyak bonus. Candi Putri merupakan candi yang terbesar di antara semua candi di jalur Jolotundo. Bentuk Candi Putri masih bagus dan rapi dengan tiga undakan. Di lokasi ini Anda bisa mendirikan tenda.
Pendakian via Kedungudi
Dari pos perijinan, pendakian Gunung Penanggungan via Kedungudi diawali dengan menelusuri jalur di sebelah kanan pos melewati kebun jagung dan tebu hingga menyeberangi sungai mati. Candi Carik adalah candi pertama yang ditemui di jalur Pendakian Gunung Penanggungan via Kedungudi. Candi ini masih tertata rapi dengan area yang sangat terawat. Candi Carik memiliki dataran cukup luas yang bisa digunakan untuk camp.
Pendakian via Kunjorowesi
Jalur ini masih sangat alami dan paling cepat karena jalur pendakian hanya lurus dari utara Gunung Penanggungan. Akses paling baik untuk menuju pos pendakian di jalur ini adalah dengan menggunakan kendaraan roda dua dengan masuk melewati desa bareng yang dikenal dengan tempat Kaliputihnya maupun akses Ngoro.
Pendakian via Gajah Mungkur
Jalur Pendakian Gunung Gajah Mungkur Penanggungan terletak di Dusun Telogo, Desa Kunjoro Wesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Sangat disarankan untuk mendaki Gunung Gajah Mungkur ditemani oleh orang-orang yang pernah ke sana. Meski rambu-rambunya sudah terpasang, ada risiko jalan akan tertutup rerumputan di beberapa tempat.
Siapkan juga perbekalan sebelum menuju ke puncak Gunung Gajah Mungkur. Karena di gunung tidak ada warung. Selain itu, kondisi jalur trekking atau pendakian ke Gunung Gajah Mungkur masih berupa tanah merah. Faktor cuaca dengan demikian sangat menentukan kenyamanan dan keamanan wisata Anda.
Pendakian via Wonosunyo
Jalur pendakian Wonosunyo berada di sebelah Timur Gunung Penanggungan. Jika Anda memilih jalur ini, maka akan melewati sebuah situs bersejarah yakni Candi Sumber Tetek.
Terdapat situs Pemandian Jolotundo
Pemandian atau petirtaan Jolotundo merupakan bangunan tertua di kawasan Situs Gunung Penanggungan. Letaknya di Desa Seloliman, di kaki lereng barat Bukit Bekel. Pemandian Jolotundo berbentuk kolam dengan dinding belakang yang menempel pada lereng gunung. Bangunan tersebut tersusun dari batu andesit dan berdenah segi empat dengan ukuran 16x13 meter.
Terdapat 3 buah teras kolam dengan pancuran-pancuran air yang terbuat dari batu- batu berelief. Teras kolam yang tengah adalah teras utamanya. Di atasnya dulu dijumpai replika Mahameru dengan delapan bukit di sekelilingnya yang dililit naga.
Replika Mahameru tersebut kini tersimpan di kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Trowulan. Teras-teras kolam tersebut merupakan tempat penampungan air pertama yang mengalir dari sumbernya, di dinding belakang bangunan.
Sumber air yang dianggap suci di Gunung Penanggungan tersebut tidak pernah kering meskipun sedang musim kemarau panjang. Dari kolam teras, air kemudian disalurkan lagi ke kolam di bawahnya.