Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perlahan tapi pasti Egy Maulana Vikri mulai mendapat tempat di tim senior Lechia Gdansk. Setelah bermain cemerlang di sejumlah pertandingan tim kedua, Minggu, 9 September 2018, Egy menjalani debut nonresmi bersama dengan tim senior dalam laga persahabatan melawan Karpaty Lviv di Stadion Energa Gdansk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Egy Maulana Vikri bermain selama 60 menit saat membela Lechia Gdansk dalam laga tersebut sebelum akhirnya diganti. Bermain di posisi sayap kanan, dia berdampingan dengan dua penyerang senior Polandia, Artur Sobiech dan Slawomir Peszko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tentu banyak pendukungnya di Indonesia berharap Egy semakin maju di Lechia Gdansk dan mendapat tempat utama di kompetisi resmi. Harapan yang wajar karena Egy diharapkan tak terganggu dengan faktor nonteknis selama bermukim di Kota Gdanks. Hal-hal seperti tempat tinggal sudah tersedia cukup baik.
Setidaknya, sesuai dengan perjanjian kontrak, Egy juga mendapat sejumlah fasilitas yang terbilang baik, seperti tempat tinggal, mobil, dan pendidikan. Dikabarkan tempat tinggal Egy adalah sebuah flat tingkat dua dengan fasilitas mewah.
Soal lain, Egy harus beradaptasi dengan Kota Gdanks, markas klub tersebut. Kota yang juga dikenal dengan nama Danzig ini dikenal sebagai kota industri.
Wartawan Tempo, Prasetyo, pernah mengunjungi kota ini kala meliput pertandingan sepak bola Euro 2012. "Saya menyaksikan kota pelabuhan yang penuh dengan kapal penumpang, kapal barang, dan gudang besar. Inilah Gdanks, kota yang bersejarah," demikian ia menulis di Koran Tempo, Juni 2012.
Seorang wanita mengamati tumpukan koper milik para korban Perang Dunia II di Museum Perang Dunia II di Gdansk, Polandia, 23 Januari 2017. Sekitar 22 ribu petugas Polandia tewas dalam Perang Dunia II. AP/Czarek Sokolowski
Saat itu ia melaporkan kunjungannya ke kawasan kapal-kapal serta perumahan yang sejuk dengan gaya arsitektur tempo dulu.
Kota Gdansk juga sarat dengan sejarah perlawanan kaum buruh. Pentolan buruh Solidarnosc, Lech Walesa, memimpin gerakan yang menumbangkan pemerintahan komunis pada 1989, dengan dukungan Amerika dan kawan-kawan.
Bagaimana dengan destinasi wisatanya? Gdanks memiliki destinasi wisata yang populer di Polandia, yaitu Westerplatte. Terletak di utara Gdansk, setiap tahun ribuan turis mendatangi Westerplatte.
Untuk mengunjungi Westerplatte, para pelancong bisa menggunakan kapal pesiar, dengan tarif per orang 40 zloty atau sekitar Rp 140 ribu. Kapal ini akan menyusuri Sungai Motlawa yang bersih dengan pemandangan indah, juga bangunan-bangunan abad ke-17, selama sekitar satu jam sebelum kemudian merapat di semenanjung Westerplatte.
Dari atas kapal ini pelancong bisa melihat pelabuhan dan galangan kapal Kota Gdansk. Galangan Gdansk menjadi terkenal di seantero sedunia lantaran di sanalah pada 1980 Lech Walesa, yang kemudian mendapat hadiah Nobel dan menjadi Presiden Polandia, mengorganisasikan para buruh menggelar pemogokan.
Tujuan utama "wisata" Westerplatte adalah monumen peringatan untuk para tentara Polandia yang gugur, yang berdiri di sebuah bukit. Sebelum menuju ke sana, turis bisa menikmati sejenak naik lori terbuka yang digerakkan orang. Ini juga lori peninggalan perang Westerplatte.
Monumen yang menjadi pusat wisata itu memiliki tinggi 25 meter. Di kejauhan terlihat panorama laut dan pohon-pohon yang menaungi tanah Westerplatte. "Banyak orang tua yang ke sini adalah mereka yang pernah terlibat perang atau mengalami perang itu," kata Margaret Andrzejewska, seorang pemandu wisata.
Di saat-saat rileks selama bergabung dengan Lechia Gdansk, Egy Maulana Vikri bisa berekreasi ke destinasi wisata tersebut.
LESTANTYA R BASKORO | EGI ADYATAMA