Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara, Ernest Prakasa berniat membuat film tentang kekerasan seksual dan feminisme. Ia ingin bersama sahabat-sahabatnya di lingkungan sineas untuk mengkampanyekan setop kekerasan seksual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Judul sudah ada dan aku kan ada hubungan baik dengan teman-teman di lingkungan film yang gencar mengkampanyekan penghentian kekerasan seksual seperti Hannah Al Rashid, dan Adinia Wirasti. Film itu bisa menjadi media propaganda paling ampuh untuk mengkampanyekan hal-hal baik," kata Ernest dalam media visit dengan Tempo secara online, Senin, 6 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suami Meira Anastasia ini mengaku sangat terinspirasi dari tayangan drama televisi, The Morning Show yang dibintangi oleh Jennifer Aniston dan Reese Whiterspoon. "Series ini bagus banget. Isu ini harus dibuat di sinema, tapi terus terang aku belum siap membuat itu, sekarang fokus film Teka-teki Tika dulu," katanya.
Di drama The Morning Show, Jennifer Aniston berperan sebagai Alex Levy, presenter televisi yang membawakan The Morning Show, program berita yang hadir tiap pagi, amat populer, dan bisa mengubah wajah televisi Amerika. Alex berjuang mempertahankan pekerjaannya sebagai presenter berita utama setelah Mitch Kessler, partnernya dipecat karena skandal seksual.
Sheila Dara dalam film Teka-Teki Tika. Foto: Instagram/@tekatekitikafilm.
Di drama The Morning Show, Aniston diceritakan bersaing dengan Reese Whiterspoon yang berperan sebagai Bradley Jackson, reporter lapangan yang suka membuat keputusan impulsif. Isu-isu tentang kekerasan seksual dan feminisme menjadi isu besar dalam drama ini.
Saat ini, Ernest tengan disibukkan dengan promosi film Teka-Teki Tika yang disutradarainya dan akan tayang di bioskop di Tanah Air mulai 23 Desember 2021. Tika dalam film ini diperankan oleh Sheila Dara Aisha, yang menunjukkan kekuatan perempuan.
Di Teka-Teki Tika, sebenarnya Ernest memasukkan unsur feminisme melalui tokoh Tika. Ia ingin menunjukkan kekuatan tokoh perempuan bernama Tika yang membuat keresahan di keluarga Budiman. Tanpa tanda, tiba-tiba Tika datang di keluarga Budiman dan mengaku sebagai anak Budiman dan menimbulkan prahara.
Berbeda dengan film Ernest Prakasa biasanya, Teka-Teki Tika memberikan napas baru yang segar. Di film ini, ia ingin mencoba sesuatu yang baru dan berbeda dari karya-karya sebelumnya.