Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Al Jabbar dikenal sebagai salah satu tempat ibadah yang selalu ramai dikunjungi, tak terkecuali saat libur lebaran. Namun isu pungli parkir sempat menyeruak dan viral di media sosial. Dilansir dari Antara, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperbaiki sistem pelayanan termasuk tarif parkir di masjid tersebut.
"Kemarin viral di medsos soal parkir mahal dan pungutan lainnya oleh oknum. Harus ada perbaikan SOP seperti memasang beberapa imbauan tentang tarif parkir," kata Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Jawa Barat, Faiz Rahman.
Sejak diresmikan pada akhir Desember 2022, Masjid Al Jabbar langsung menyita perhatian publik khususnya warga Jawa Barat. Di samping itu, masjid Al-Jabbar merupakan bangunan masjid yang nampak terlihat terapung di atas permukaan air. Masjid ini juga dapat menampung 50.000 jamaah di dalamnya.
Masjid megah yang dirancang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini menjadi salah satu ikon wisata religi di Jawa Barat. Masjid Al Jabbar berlokasi di Cimencrang, Gedebage, Kota Bandung ini selalu dipadati para pengunjung terutama saat akhir pekan. Banyak mereka yang datang untuk bisa menyaksikan kemegahan arsitektur masjid ini dari dekat.
1. Didesain oleh Ridwan Kamil sejak 2015
Melansir laman resmi aljabbar.jabarprov.go.id, disebutkan bahwa Masjid Raya Al-Jabbarini didesain sejak tahun 2015, mengingat belum ada masjid yang setingkat provinsi di Jawa Barat. Saat itu, terjadi perbincangan antara M Ridwan Kamil yang kala itu masih Wali Kota Bandung dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Spetelah pembicaraan itu, Ridwan Kamil lalu mendesain masjid besar di tingkat provinsi. Disepakati masjid itu bernama Al Jabbar, salah satu asmaul husna atau nama Allah yang artinya Yang Maha Gagah.
2. Memiliki Menara Sejumlah Asmaul Husna
Berdiri di atas lahan seluas 25,9 hektar, ukuran masjid sendiri sebenarnya mengikuti jumlah asmaul husna.
Diketahui, jumlah asmaul husna atau nama-nama Allah SWT berjumlah 99 nama. Maka, ukuran masjid ini, menurut laman Masjid Raya Al Jabbar, adalah 99x99 meter persegi. Ukuran ini mengacu pada bentuk masjid yang seperti setengah bola raksasa dengan tinggi 40 meter. Dari sisi manapun melihat masjid ini, ukuranya tetap konsisten.
3.Berdiri di Tengah Danau
Masjid Raya Al Jabbar dikenal sebagai masjid terapung yang berdiri ditengah danau dengan air yang mengelilinginya. Namun, faktanya masjid ini dibangun dengan air yang mengelilinginya di empat sisi. Permukaan air danau memantulkan bayangan masjid yang semakin mendukung kesan terapung yang di masjid ini.
4. Terdapat Wisata Religi Baru
Selain sebagai tempat beribadah, Masjid Raya Al Jabbar juga difungsikan sebagai tempat edukasi khazanah Islam. Fasilitas yang terdapat dalam bangunan Masjid Al Jabbar ini antara lain adalah ruang sholat, tempat manasik haji, penginapan, perpustakan, ruang pertemuan, hingga museum.
Dengan keragaman fasilitas menarik yang akan disediakan, masjid ini dirancang untuk menjadi pusat edukasi dan rekreasi religi baru bagi masyarakat. Di sini, ada museum yang akan menampilkan sejarah Rasulullah SAW dari lahir hingga wafat dan sejarah Islam di Jawa Barat.
5. Melibatkan Perajin Lokal
Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar ternyata melibatkan perajin-perajin lokal dalam pemenuhan kebutuhan karya seni yang menghiasi masjid ini. Masjid Raya Al Jabbar dipenuhi dengan beragam karya seni dari berbagai bahan.
Laman resmi masjid ini menyebutkan, pembuatan kerajinan tangan tersebut melibatkan ratusan perajin lokal. Yang dibuat para perajin mulai dari mozaik untuk paviliun wudhu dan di bawah lantai mezanin, lampu gentur di bawah mezanin, kerajinan tembaga di relung, kaca patri untuk koridor, kuningan di bagian railing dan mihrab, kayu jati untuk railing dan rak Alquran, hingga standing AC.
Pilihan Editor: Kasus Nuthuk dan Pungli Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini