Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Grebeg Syawal Keraton Surakarta 2025, Dua Gunungan Ludes dalam Sekejap

Suasana Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Selasa, 1 April 2025 semarak dengan diselenggarakannya tradisi Grebeg Syawal atau Hajad Dalem Garebeg Pasa

1 April 2025 | 15.53 WIB

Ratusan warga dan pengunjung memperebutkan gunungan yang dipersembahkan oleh Keraton Surakarta dalam gelaran tradisi Grebeg Syawal atau Hajad Dalem Garebeg Pasa di Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Selasa, 1 April 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie
Perbesar
Ratusan warga dan pengunjung memperebutkan gunungan yang dipersembahkan oleh Keraton Surakarta dalam gelaran tradisi Grebeg Syawal atau Hajad Dalem Garebeg Pasa di Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Selasa, 1 April 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Solo - Suasana Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Selasa, 1 April 2025 semarak dengan diselenggarakannya tradisi Grebeg Syawal atau Hajad Dalem Garebeg Pasa dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah. Acara tersebut digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rangkaian acara diawali dengan dikeluarkannya sepasang gunungan, yakni gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan), dari area Keraton Surakarta pada sekitar pukul 10.30 WIB. Kegiatan diiringi dengan ditampilkannya kesenian tradisional berupa gamelan dan tari-tarian, dilanjutkan dengan prosesi persembahyangan dan pengambilan air suci dari Keraton Surakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selepas itu, dua gunungan berisi hasil bumi dan aneka jajanan pasar itu dikirab oleh pasukan prajurit dan sentana dalem Keraton Surakarta menuju Masjid Agung.  Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pengunjung yang hadir memadati sepanjang jalur dari kawasan keraton hingga area Masjid Agung tersebut. Setibanya di Masjid Agung, dua gunungan tersebut didoakan dan tak lama kemudian langsung menjadi rebutan warga dan pengunjung yang menyaksikan rangkaian tradisi tersebut. 

Pasukan prajurit dan sentana dalem Keraton Surakarta melaksanakan kirab gunungan dalam tradisi Grebeg Syawal atau Hajad Dalem Garebeg Pasa dari Keraton Surakarta menuju ke Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Selasa, 1 April 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie

Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Dany Nur Adiningrat selaku perwakilan Keraton Surakarta mengemukakan tradisi Garabeg Pasa tersebut dilaksanakan atas Dhawuh Dalem atau perintah Raja Keraton Surakarta SSISKS Paku Buwono (PB) XIII. 

"Jadi Sinuwun (PB XIII) mengeluarkan gunungan sebagai wujud rasa syukur, rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala bahwa di hari yang fitri ini, setelah satu bulan berpuasa ini adalah simbol kemenangan," tutur Dany kepada wartawan.

Dia menyampaikan harapan bahwa dengan rasa syukur itu ke depannya Keraton Surakarta dapat lebih makmur. "Baik Sinuwun (PB XIII), sentana dalem, hingga masyarkat NKRI. Negara kita semakin makmur dan tidak kurang suatu apapun," kata Dani.

Disinggung Pesan PB XIII di momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini, Dani mengatakan penguasa Keraton Surakarta tersebut hanya berpesan agar masyarakat lebih bersabar. "Karena kita tahu, kondisi seperti ini. Kita harus banyak berdoa kepada Allah, semoga kemakmuran, kesuksesan kejayaan, keselamatan selalu mengiringi kita semua," ucap dia.

Disisi lain, Dany mengatakan untuk wisata Keraton Surakarta selama masa libur Lebaran tahun ini sudah ada peningkatan meski belum signifikan. "Masih sama seperti tahun lalu. Peningkatannya tidak banyak. Mungkin nanti di H+3 atau H+4 Lebaran itu mulai banyak karena hari ini lagi pada sibuk untuk anjangsana bersama keluarga dan waktu-waktu internal untuk keluarga masing-masing," ucap dia. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus