Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta Sabtu Ini Tak Lewat Alun Alun Utara, Ini 5 Gunungan yang Diarak

Grebeg Syawal akan digelar di Keraton-Kagungan Dalem Masjid Gedhe (Pura Pakulaman dan Kepatihan) mulai pukul 10.00 WIB.

19 April 2023 | 21.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gunungan dalam tradisi Grebeg Keraton Yogyakarta. Dok Keraton Yogya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta akan menggelar rangkaian peringatan Idul Fitri 1444 H/Tahun Ehe 1956. Berbeda dengan tiga tahun sebelumnya yang dilakukan secara terbatas karena pandemi, pelaksanaan tahun ini digelar secara luring. Utamanya pelaksanaan prosesi Grebeg Syawal atau Garebeg Syawal dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan pada Sabtu, 22 April 2023.

Alur Prosesi Grebeg Syawal atau Garebeg Syawal

Garebeg Syawal akan digelar di Keraton-Kagungan Dalem Masjid Gedhe (Pura Pakulaman dan Kepatihan) mulai pukul 10.00 WIB. "Pelaksanaan Garebeg Syawal tahun ini tidak akan melintas Alun-alun Utara," kata Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Parasraya Budaya Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Maduretno, Rabu, 19 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maduretno mengatakan gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, akan dibawa oleh abdi dalem Kanca Abang melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, setelah didoakan, akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada 5 Gunungan Siap Dibagikan

Wakil Penghageng KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinta Iswara menambahkan terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan pada prosesi pelaksanaan Garebeg Syawal. Kelima jenis gunungan itu adalah Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. 

“Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan tadi,” kata Rinta.
 
Akan ada tiga Gunungan Kakung, peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah masyarakat di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung. 

Arti Kata Garebeg Syawal

Ia menambahkan, sejatinya Garebeg itu sendiri merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan oleh keraton. Kata Garebeg, berasal dari Bahasa Jawa memiliki arti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem atau orang yang dipandang seperti Ngarsa Dalem.
 
“Garebeg yang dilakukan di Keraton adalah Hajad Dalem, sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam yakni Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW,” kata.dia. 
 
Sementara gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. "Jadi makna Garebeg Syawal secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur (mangayubagya) akan datangnya Idulfitri, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram."

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus