Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

JK Rowling dan Elon Musk Digugat Petinju Imane Khelif atas Dugaan Pelecehan Gender

JK Rowling dan Elon Musk disebut dalam pengaduan pidana oleh petinju Aljazair, Imane Khelif, atas dugaan pelecehan gender di media sosial.

15 Agustus 2024 | 07.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - JK Rowling, penulis di balik seri novel Harry Potter, disebut sebagai salah satu pihak dalam pengaduan pidana yang diajukan oleh petinju Aljazair sekaligus juara Olimpiade Paris 2024, Imane Khelif. Pengaduan tersebut diajukan ke otoritas Prancis atas dugaan pelecehan siber.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabil Boudi, pengacara Khelif, mengkonfirmasi bahwa nama Rowling tercantum dalam pengaduan yang diserahkan ke pusat anti kebencian daring di kantor kejaksaan umum Paris. Boudi menjelaskan bahwa gugatan tersebut diajukan terhadap platform media sosial X pada hari yang sama ketika Khelif memenangkan medali emas di divisi kelas welter putri Olimpiade Paris 2024, yaitu pada Jumat, 9 Agustus 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jaksa memiliki semua keleluasaan untuk dapat menyelidiki semua orang, termasuk mereka yang menulis pesan kebencian dengan nama samaran," ujar Boudi, dilansir dari laporan Variety pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Selain Rowling, Elon Musk, pemilik platform X, dan Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, juga ikut terseret dalam kasus tersebut. "Trump membuat cuitan, jadi entah dia disebutkan atau tidak dalam gugatan kami, dia pasti akan diperiksa sebagai bagian dari penuntutan," tuturnya menegaskan.

Kronologi Khelif Alami Pelecehan Gender

JK Rowling (Reuters)

Kontroversi ini bermula saat Imane Khelif bertanding melawan petinju Italia, Angela Carini, dalam pertandingan tinju di Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 1 Agustus 2024. Pertandingan itu menjadi sorotan ketika Carini mengundurkan diri saat pertandingan baru berlangsung selama 46 detik.

Carini menangis dan mengatakan bahwa ia belum pernah dipukul sekeras itu dalam hidupnya. “Saya tidak mau, saya tidak bisa menyelesaikan pertandingan," ujarnya. Kemenangan cepat Khelif menimbulkan berbagai spekulasi di media sosial, bahkan banyak pihak mempertanyakan gendernya dan menuduh Khelif sebagai transgender.

Aljazair lalu membantah dan menyatakan bahwa Khelif benar-benar dilahirkan sebagai perempuan. Mereka juga menepis isu transgender yang dibicarakan banyak pihak. Khelif, atlet berusia 25 tahun itu dinyatakan sebagai wanita saat lahir, dan tidak pernah teridentifikasi sebagai transgender. 

Ujaran Kebencian Lewat Media Sosial Semakin Parah

Kontroversi semakin memanas setelah tokoh-tokoh publik seperti J.K. Rowling, Elon Musk, Donald Trump ikut campur dalam perdebatan tersebut. 

Rowling, dalam salah satu cuitannya kepada 14,2 juta pengikutnya di X, ia yakin bahwa Khelif adalah seorang pria yang bertanding dengan seorang wanita, menurutnya itu tak adil. “Kami menentang karena kami melihat seorang laki-laki memukul seorang perempuan,” tulisnya pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Elon Musk, di sisi lain, mendukung cuitan dari perenang Riley Gaines pada Kamis, 1 Agustus 2024, yang menuliskan "Pria tidak pantas berada dalam olahraga wanita." Trump juga turut memperkeruh suasana dengan mengunggah gambar dari pertandingan tersebut disertai cuitan, “Saya akan menyingkirkan pria dari olahraga wanita.” Namun saat ini cuitan Trump telah dihapus.

Selanjutnya, IOC Buka Suara Usai Imane Khelif Banjir Hujatan >>>

IOC Buka Suara Usai Khelif Banjir Hujatan

Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahkan memberikan dukungan kepada Khelif dan membantah tudingan transgender yang dilayangkan kepada Khelif. Melalui pernyataan resminya pada Jumat, 2 Agustus 2024, IOC menuliskan, “Setiap orang memiliki hak untuk berolahraga tanpa diskriminasi."

Mereka juga menegaskan bahwa setiap atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024 telah memenuhi syarat berdasarkan ketentuan yang berlaku. "Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku dan ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU),” tulis mereka.

IOC juga menyatakan bahwa aturan kelayakan tampil berdasarkan gender tidak dapat diubah selama kompetisi berlangsung, dan bahwa Khelif telah memenuhi semua persyaratan untuk bertanding di divisi wanita.

Kerangka kerja IOC tentang Keadilan, Inklusi, dan Non-diskriminasi berdasarkan identitas gender dan variasi jenis kelamin memberikan panduan bagi federasi olahraga untuk memastikan inklusi dan keadilan, termasuk bagi atlet dengan Perbedaan Gangguan Seksual (DSD).

Tuduhan terhadap Khelif sebenarnya bukan pertama kalinya. Sebelumnya, ia dan Lin Yu Ting dari Taiwan pernah didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) karena hasil pengujian genetik yang menunjukkan bahwamereka memiliki kromosom XY atau kromosom pria.

Akibat kontroversi soal gender anaknya, ayah Khelif menekankan sang anak lahir sebagai seorang wanita dan dibuktikan dengan dokumen kelahiran resmi. Selain itu, pihak keluarga juga membagikan foto-foto masa kecil Imane Khelif yang berpakaian layaknya anak perempuan sebayanya. Foto: Istimewa

Namun, dalam pernyataan tersebut, IOC juga berpendapat bahwa ada kesalahan informasi tentang Khelif dan Yu Ting terkait keputusan IBA tahun lalu. "Kami telah melihat dalam laporan soal informasi yang menyesatkan tentang dua atlet wanita yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024,” tulis mereka.

Menurut IOC, Khelif dan Yu Ting telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun dalam kategori wanita, di antaranya ada  Olimpiade Tokyo 2020, Kejuaraan Dunia Asosiasi Tinju Internasional (IBA), dan turnamen yang disetujui IBA. "Kedua atlet ini menjadi korban keputusan tiba-tiba dan sewenang-wenang IBA,” ungkap IOC.

Imane Khelif Tetap Memproses Jalur Hukum

Melansir dari laporan Variety, Boudi selaku pengacara Khelif menyatakan bahwa meskipun gugatan diajukan di Prancis, cakupannya bisa meluas ke luar negeri. Ia menegaskan, kantor kejaksaan umum di Prancis memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan otoritas di negara lain, termasuk Amerika Serikat.

“Untuk memerangi ujaran kebencian daring memiliki kemungkinan untuk mengajukan permintaan bantuan hukum timbal balik dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Meskipun beberapa pihak tidak disebut secara rinci, Boudi menyatakan bahwa penyelidikan akan mencakup semua pihak yang dianggap terlibat, termasuk mereka yang mungkin telah menghapus cuitan atau meminta maaf. “Jadi jika kasusnya dibawa ke pengadilan, mereka akan diadili,” kata Boudi.

Pesohor Tanah Air Ikut Berkomentar

Tak hanya JK Rowling, Elon Musk, dan Donald Trump yang ikut campur dalam polemik ini, sejumlah pesohor Indonesia juga angkat suara melalui akun media sosial mereka.

Salah satunya adalah Salshadilla Juwita, putri dari penyanyi dangdut Iis Dahlia. Melalui akun X miliknya pada Sabtu, 10 Agustus 2024, Salshadilla menyindir isu yang menyebut Khelif sebagai pria. "Lu ngeliat nyokap gw kumisan gitu jantungan kali yak," tulisnya, menanggapi cuitan dari akun @MahdiBaladi1, “Apakah seorang wanita punya rambut di jari-jarinya?!”.

Penyanyi Salshadilla Juwita. Dok. Helo Indonesia

Namun, lain cerita dengan komedian Rizky Firdaus Wicaksana alias Uus yang justru mengkritik gender Khelif. Melalui akun X-nya pada Kamis, 1 Agustus 2024, ia menulis,“Perempuan digebukin laki di ring tinju. Next level dari udahlah gausah ikut-ikut rumah tangga orang.”

Pandangan serupa juga datang dari penulis naskah dan influencer, Jenny Jusuf. Pada hari yang sama, ia mengatakan lewat akun X-nya, Jenny juga dengan tegas berpendapat bahwa Khelif adalah seorang pria secara biologis. 

“Laki-laki dengan DSD XY punya kromosom XY, kadar testosteron pria, dan sering dilabeli sebagai perempuan 'hiperandrogenisme’. Bisa (secara tidak sengaja) didentifikasi sebagai perempuan, tapi mereka sesungguhnya berjenis kelamin pria. He's not trans. He's BIOLOGICALLY MALE. (Dia bukan trans. Dia laki-laki secara biologis).”

Jenny juga menambahkan bahwa meskipun Khelif diidentifikasi sebagai perempuan sejak lahir, ia tetap tidak seharusnya berkompetisi melawan perempuan dalam olahraga karena sejatinya ia adalah laki-laki. “Bukan salah dia atau Algeria. Ya tetap gak boleh kompetisi lawan perempuan, karena sejatinya dia LAKIK,” tulisnya.

VARIETY | X | INTERNATIONAL OLYMPIC COMMITTEE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus